PPs UNY Menerima 12 Mahasiswa Asing Program KNB

Pada tahun 2013, Program Pascasarjana UNY kembali menerima mahasiswa asing Program Kemitraan Negara Berkembang (KNB), Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama, Dikti sebanyak 12 mahasiswa. Para mahasiswa asing tersebut berasal dari berbagai negara di antaranya dari Thailand 3 orang, Myanmar 1 orang, Laos 2 orang, Burundi 2 orang, Moroko 1 orang, Madagaskar 2 orang, dan Mali 1 orang.

Acara penyambutan dipersiapkan bagi mereka agar tercipta rasa nyaman dan kekeluargaan antar para mahasiwa asing Program KNB baik yang lama maupun yang baru dengan para jajaran pimpinan dan pengelola di PPs UNY. Acara yang digelar pada Jumat (25/10/2013) tersebut berlangsung meriah. Acara dipandu oleh 2 mahasiswa KNB asal Mexico, Beatriz Orantes dan mahasiwa asal Burundi, Alfred Irambona dengan teks berbahasa Indonesia.
Direktur PPs UNY, Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. menyambut dengan senang hati atas kehadiran mahasiswa KNB di Yogyakarta. Beliau berharap, mahasiswa KNB bisa mengambil nilai positif dari budaya dan adat yang ada di Indonesia khususnya Yogyakarta.

Selanjutnya, para mahasiswa diminta untuk memperkenalkan diri, asal Negara, dan program studi yang mereka akan ambil, serta kesan pesan setelah beberapa waktu belajar di UNY. Dengan terbata-bata mereka memperkenalkan diri mempergunakan Bahasa Indonesia. Para pengelola, dosen, dan hadirin tersenyum bangga menyaksikan para mahasiswa yang dalam waktu singkat dapat berbahasa Indonesia. Para mahasiswa tersebut telah tiba sejak bulan September dan langsung mengikuti kelas Bahasa dan Budaya kerjasama dengan Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY.

Para mahasiswa KNB baik yang lama maupun yang baru juga mendapat tugas untuk membuat makanan ringan khas negara masing-masing. Para undangan dan mahasiswa berbaur mencicipi hasil masakan para mahasiswa. Hidangan yang tersaji di antaranya Flan berasal dari Mexico,  Baignet dari Burundi, Badja dari Madagaskar, Gumma dari Uzbekistan, serta jenis makanan lain dari Mali, Thailand, Laos, dan Kamboja. Para undangan pun antusias menanyakan resep dari makanan yang tersaji. Ada beberapa makanan yang memiliki kesamaan rasa dengan makanan Indonesia. Para mahasiswa pun berharap kegiatan semacam ini dapat dirancang setiap tahun agar keakraban para mahasiswa terus terjalin. (Rb)