Pemaknaan Konsep Mutu Sekolah Bermutu

Seiring kemajuan zaman terjadi fenomena yang menunjukkan mega-kompetisi di hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Kompetisi ini telah menjadi prinsip hidup baru dalam masyarakat, kehidupan semakin terbuka dan penuh persaingan. Masyarakat menuntut pemenuhan kebutuhan barang dan jasa yang berkualitas. Fenomena seprti itu juga terjadi dalam dunia pendidikan yang semakin lama semakin terdegradasi yang terjadi baik di negara berkembang dan juga negara maju. Mutu pendidikan memang merupakan persoalan yang sangat krusial dan penting. Demikianlah petikan hal yang melatarbelakangi penelitian Dr. Nur Kholis, Staf pengajar di UIN Tulungagung ini memaparkan disertasi yang berjudul Mutu Sekolah dan Budaya Partisipasi Stakeholders (Studi Fenomenologi di Sekolah Konfensional MIN Tegalsari, Wlingi, Blitar) dalam Ujian Terbuka dan Promosi Doktor yang digelar pada Selasa (11/3/2014) di Aula PPs UNY.

Pada penelitian ini, Direktur Center for Studying and Milieu Development (CESMiD) ini memusatkan pada masalah bagaimana stakeholders di MIN Tegalsari, Wlingi, Blitar memaknai sekolah bermutu, mendeskripsikan pengalaman-pengalamannya dalam mengembangkan budaya partisipasi dan mendeskripsikannya dalam mewujudkan budaya sekolah serta bagaimana kepala sekolah memaknai peran-perannya dalam mengembangkan budaya mutu dan budaya partisipasi stakeholders di MIN Tegalsari.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Zamroni, Ph.D. dan Sumarno, Ph.D. tersebut berjenis kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi yang dilakukan di MIN Tegalsari, Wlingi, Blitar, Jawa Timur. Obyek penelitian adalah semua fenomena yang menjadi fokus penelitian, subyeknya penelola lembaga, komite sekolah, dan pengurus paguyuban kelas. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi. Untuk memperoleh keabsahan data, digunakan langkah-langkah teknik pemeriksaan, yaitu credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Analisis dilakukan dengan mengikuti tahapan open coding, axial coding, dan selective coding.

Di hadapan tim penguji yang diketuai Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. dengan anggota Dr. Dwi Siswoyo M.Hum., Prof. Zamroni, Ph.D., Sumarno, Ph.D., Prof. Dr. Noeng Muhadjir, dan Prof. Irwan Abdullah, Ph.D. ini promovendus memaparkan hasil penelitiannya. Hasil penelitian tersebut di antaranya mutu sekolah yang dicapai meliputi mutu akademik dan mutu nonakademik, pencapaian mutu ini diupayakan secara sinergi pada level sekolah dengan level kelas. Budaya partisipasi stakeholders dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu mikrokosmic dan makrokosmic. Tumbuhnya budaya sekolah merupakan hasil dari upaya terus menerus dan sistematis yang dilakukan oleh kepala sekolah. Pola kepemimpinan yang kuat dan efektif mampu mendorong lahirnya budaya sekolah yang baik dan budaya partisipasi stakeholders sehingga menimbulkan tingkat solidaritas kelompok yang tinggi yang direkatkan oleh nilai-nilai dan norma kelompok berdasarkan ajaran-ajaran agama dan adat kebiasaan masyarakat setempat yang diyakininya.
Setelah berhasil mempertahankan hasil penelitiannya, berdasarkan rapat tim penguji memutuskan bahwa Dr. Nur Kholis berhak menyandang gelar doktor kependidikan dalam bidang Ilmu Pendidikan dengan predikat Sangat Memuaskan. Dr. Nur Kholis sekaligus menjadi doktor yang ke-213 di PPs UNY dan doktor ke-26 di Prodi IP. (Rb)