Dr. Siswanto Teliti Pendidikan untuk Membangun Bangsa

Pendidikan merupakan konsep besar dalam pembangunan bangsa, seperti apa sebuah bangsa hendak digayuh adalah domain pendidikan. Bagaimana strategi dan kebijakan pendidikan bisa memanfaatkan kekuatan bangsa, mengeliminasi kelemahan bangsa guna memanfaatkan peluang global yang tersedia dan menghindari ancaman global dan tetap berpegah kepada cita-cita proklamasi ternyata berhulu ke jati diri bangsa, jiwa bangsa, dan karakter bangsa, right level of education, dan produktivitas sumber daya manusia.

Itulah sekelumit pengantar yang disampaikan promovendus, Siswanto dalam Ujian Terbuka dan Promosi Doktor Program Pascasarjana UNY pada hari Rabu, 12 Maret 2014 di Aula PPs UNY. Dengan mempresentasikan ringkasan disertasi berjudul Pendidikan Untuk Membangun Bangsa, Studi Kasus Indonesia Perspektif Strategy 2030.

Penelitian yang dilakukan Dr. Siswanto bertujuan untuk  memberi  feedback  atau  umpan  balik  bagi  strategi  dan  kebijakan pendidikan Indonesia setelah 67 tahun merdeka ketika fenomena sosial negatif, ketidakpercayaan, dan tidak manusiawi semakin berkembang dan meresahkan, dan fenomena anti proklamasi 17 Agustus 1945 itu semakin merebak dan menguasai kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga kehidupan sosial terdegradasi dan manusia teralineasi dan terasing dari dirinya serta mengalami accute dislocation time. Di sisi yang lain, geopolitik tahun 2030 semakin memberi tekanan dan tantangan berat kepada NKRI dengan Zona Exclusive Economy karena NKRI bukan hanya menjadi oil route dan smugling route namun juga USA line. Oleh karena itu, ketika pendidikan menghasilkan  the agent of social change, maka pendidikan harus mencari jawab bagaimana menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut.

Studi ini merupakan Evaluation Research, sehingga Strategic planning, strategic analysis, atau strategic management dalam human development adalah emipirically educational research yang mengelaborasi berbagai aspek yang berhubungan dengan human development dan tidak perlu terikat pada metode tertentu namun tetap rasional untuk memilih berbagai gabungan metode termasuk penggunaan data kualitatif dan kuantitatif. Seluruh data yang digunakan adalah data sekunder dari berbagai lembaga, baik nasional maupun global, termasuk data 33 provinsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan delapan model analisis secara bertahap, yaitu,  Perceptual Map, Eduacational and welfare mapping, Structural Equation Method, Human Development Mapping, Analytical Hierarchy Process, Analytical Network Process, Analisis Regresi, dan Scenario Analysis.

Kesimpulan dari studi ini adalah pendidikan Indonesia mempunyai masalah pada Manajerial, Substansial, dan Ideal. Masalah Manajerial menyangkut faktor perangkat Keras yang berupa proporsi kelas/sekolah, Pendidik yang berupa proporsi, kualifikasi, dan inkonsistensi distribusi. Kesetaraan pelayanan pendidikan yang berupa rasio pendidik dengan jumlah kelas, inkonsistensi NER antar provinsi, inkonsistensi HDI antar provinsi. Masalah Substansial menyangkut  perajutan jiwa bangsa yang satu sebagai perekat bangsa tidak dilakukan sejak dini karena guru tidak mempunyai pedoman dan lebih diutamakan pada sisi kognitif, pendidikan tidak mengutamakan semangat idealisme, kecerdasan budi pekerti, dan alam kekeluargaan, Character and Nation Building sudah dianggap selesai dan diganti dengan State Building. Pada masalah ideal menyangkut keunikan bangsa, National Capital, dan DNA bangsa.

Di hadapan tim penguji yang beranggotakan Prof. Pardjono, Ph.D. (ketua merangkap penguji), Dr. Dwi Siswoyo, M.Hum. (sekretaris merangkap penguji), Prof. Dr. Noeng Muhadjir (promotor merangkap penguji), Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Ed. (co-promotor merangkap penguji), Prof. Dr. Yoyon Suryono (penguji), dan Prof. Dr. Sri Edi Swasono (penguji), mahasiswa prodi S-3 IP angkatan 2010 ini berhasil mempertahankan disertasinya. Untuk itulah dia berhasil meraih gelar doktor kependidikan dengan predikat Cumlaude. Dr. Siswanto merupakan doktor ke 214 di PPs UNY dan ke 27 pada prodi S-3 IP. (Rb)