Dr. Siswanto Kembangkan Model Evaluasi Kultur Sekolah SMA

PPs UNY kembali meluluskan Doktor pada awal bulan Februari ini. Dr. Siswanto menjadi Doktor ke-159 di PPs UNY dengan disertasi yang berjudul “Pengembangan Model Evaluasi Kultur Sekolah SMA” dengan hasil Memuaskan. Di hadapan dewan penguji yang terdiri dari Wardan Suyanto, Ed.D. (Ketua), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (Sekretaris), Prof. Suyata, Ph.D. (Promotor I), Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. (Promotor II), Sumarno, Ph.D. (Penguji I), dan Prof. Dr. Buchory, M.S., M.Pd., Dr. Siswanto menjelaskan bahwa banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah namun hasilnya belum memuaskan. Pusat peningkatan kualitas sekolah yang semestinya berada di sekolah itu sendiri saat ini dikelola oleh pihak luar sekolah dan tidak memberi jaminan akselerasi kualitas sekolah. Oleh karena itu, dinamo peningkatan kualitas harus diletakkan kembali ke sekolah. Ada tiga aspek yang erat kaitannya dengan kualitas sekolah yang terdiri dari proses belajar mengajar, kepemimpinan  dan manajemen sekolah, serta kultur sekolah.

“Penelitian ini  bertujuan untuk mengindentifikasi keadaan kultur sekolah SMA saat ini, mengembangkan model evaluasi kultur sekolah SMA, dan mengetahui kelayakan  model evaluasi kultur sekolah SMA yang dikembangkan” lanjutnya. Doktor ke-104 di Prodi PEP tersebut memaparkan bahwa penelitiannya merupakan penelitian dan pengembangan. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menggunakan acuan pokok dari Plomp, sedangkan penentuan jumlah subjek uji coba menggunakan acuan dari Borg & Gall, yaitu jumlah subjek ujicoba yang pertama, kedua, dan seterusnya makin meningkat. Penelitian pengembangan ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Lebih lanjut Pengawas SMK di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten tersebut memaparkan kesimpulan hasil penelitiannya yang meliputi keadaan kultur  akademik yang berkembang di  SMA saat ini terdiri atas enam aspek budaya, yaitu berprestasi dan berkompetisi, disiplin dan efisien, jujur dan terbuka, gemar membaca, teguran dan penghargaan, serta kerjasama dan kebersamaan. Selain itu, keadaan kultur  sosial yang berkembang di  SMA saat ini terdiri atas sembilan aspek budaya, yaitu jujur dan terbuka, teguran dan penghargaan, kerjasama dan kebersamaan, saling menghormati, bersih, disiplin dan efisien,  bersahabat/komunikatif,  saling percaya,  dan  semangat kebangsaan. Keefektivitas model evaluasi kultur sekolah termasuk kategori baik, berdasarkan masukan validasi pakar, pemakai/pengguna, dan praktisi pendidikan. (Sinta)