Dr. Nurrahmah Studi Etnografi Pendidikan Dasar di Daerah Miskin

Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta kembali mengadakan ujian terbuka dan promosi doktor dengan promovendus Nurrahmah, M.Pd. dari prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Ujian ini dilaksanakan pada hari Senin, 6 Oktober 2014.

Promovendus menyampaikan ringkasan disertasinya yang berjudul “Studi Etnografi Pendidikan Dasar di Daerah Miskin di Kabupaten Dompu NTB”.

Menurutnya, “setiap warga negara Indonesia berhak dan wajib memperoleh layanan pendidikan karena merupakan salah satu hak azasi manusia. Untuk mengejar ketertinggalan, pemerintah Indonesia telah menggalakkan wajib belajar 9 tahun”.

“Dalam pelaksanaan program tersebut masih banyak kendala baik secara natural, kultural, dan struktural. Padahal permasalahan pendidikan saling terkait dengan berbagai permasalahan lainnya seperti sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat”, ujarnya.

“Di kabupaten Dompu, NTB terlihat masih rendah tingkat kesadaran siswa dan masyarakat berpartisipasi dalam proses pendidikan. Di sisi lain, sering terjadi guru meninggalkan kewajiban mengajarnya. Anak usia sekolah dan masih di bawah umur sudah menjadi tenaga kerja juga sering mengikuti orang tua migrasi nafkah. Selain itu, kondisi ekonomi dan kemiskinan masyarakat menjadi pemicu pendidikan banyak ditinggalkan”, imbuhnya.

Penelitian yang dilakukan oleh dosen STIE Yapis ini bertujuan untuk mendeskripsikan layanan publik pendidikan dasar di daerah miskin, pelaksanaan pendidikan dasar dan makna pendidikan bagi masyarakat di daerah miskin, dan kehidupan dan makna kemiskinan bagi masyarakat di daerah miskin.

Penelitian ini merupakan penelitian etnografi dengan menggunakan jenis etnografi realis dan institusional. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan selection-based criterion, sehingga penelitian ini dilakukan di dua kecamatan. Observasi dilakukan terhadap 22 sekolah. Subjek penelitian ini adalah penyedia layanan dan pengguna layanan pendidikan. Sedangkan objek penelitian berkaitan dengan: layanan publik pendidikan dasar, pelaksanaan pendidikan dasar dan makna pendidikan, dan gambaran kehidupan dan makna kemiskinan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis etnografi.

Di akhir paparannya, promovendus menyimpulkan bahwa lembaga pendidikan di daerah miskin belum terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik secara vertikal dan horisontal dalam memberikan layanan pendidikan, sehingga unsur pelayanan seperti guru, kurikulum, dan sarana prasarana belum dapat secara maksimal memberikan pelayanan bagi masyarakat.

Selanjutnya, pelaksanaan pendidikan pada level bawah adalah cerminan layanan pendidikan yang diberikan pada level atas. Selain daripada itu, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekitarnya, yaitu lingkungan kebijakan, masyarakat, dan alam. Masyarakat di daerah miskin memaknai pendidikan ke dalam simbol-simbol profesi dan sebagai penyadaran dalam diri anak agar berbakti pada orangtua, tidak merusak alam, memiliki akhlak yang mulia, dan menjadi orang yang baik dan pintar bagi diri mereka sendiri di masa yang akan datang.

“Kehidupan masyarakat di daerah miskin secara fisik dapat digambarkan sebagai masyarakat yang kekurangan fasilitas seperti transportasi, jalan raya yang memadai, air, listrik, dan pasar untuk membeli kebutuhannya maupun untuk menjual hasil pertanian dan peternakannya. Secara mental masyarakat yang berada dalam kondisi miskin dapat digambarkan senang dengan bantuan, malas, menikmati hasil yang sudah jadi, dan bergantung pada alam. Masyarakat di daerah miskin memaknai kemiskinan berdasarkan indikator fisik dan non-fisik. Indikator fisik berdasarkan pada kepemilikan terhadap barang mewah, lahan pertanian, ternak, penghasilan, dan rumah yang memadai. Indikator non-fisik dengan melihat ketergantungan terhadap alam dan tidak memiliki pendidikan”, tutupnya.

Dengan bimbingan dan arahan dari promotor Prof. Zamroni, Ph.D. dan Sumarno, Ph.D., akhirnya penelitian ini membuahkan hasil yang Sangat Memuaskan dan dapat dipertahankan dengan baik di hadapan tim penguji.

Dikarenakan mampu menanggapi pertanyaan, arahan, dan masukan dari tim penguji, promovendus dinobatkan sebagai doktor kependidikan PPs UNY ke 249 dan ke 146 pada prodi PEP. (Rb)