Dr. Asbaruddin Kembangkan Model Unit Produksi Agrotechnopreneur

Di penghujung tahun 2013, PPs UNY kembali meluluskan seorang doktor dari Prodi S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK). Dr. Asbaruddin merupakan Doktor ke-199 di PPs UNY dan Doktor ke-56 di Prodi PTK. Pembantu Ketua I STIP YASHAFA, Aceh tersebut berhasil lulus dengan hasil Sangat Memuaskan berkat penelitiannya yang berjudul “Model Unit Produksi Agrotechnopreneur: Unit Produksi Kemitraan Antara SMK dengan Dunia Usaha pada Kelompok Pertanian di Provinsi Aceh” dalam Ujian Terbuka dan Promosi Doktor yang digelar pada Kamis (19/12/2013) di Aula PPs UNY.

Di hadapan Tim Penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed., Dr. Asbaruddin memaparkan bahwa tujuan utama SMK adalah menyiapkan tamatan yang siap bekerja di bidangnya. SMK harus mampu memberi pengalaman belajar kepada siswanya agar menguasai kompetensi produktif, kompetensi managerial dan kompetensi profesional. Siswa belajar cara menghasilkan barang/jasa yang bernilai ekonomis sekaligus siswa belajar memasarkan sehingga barang yang diproduksi laku dijual di pasaran. Pengalaman ini memberikan rasa percaya diri bagi siswa untuk berwirausaha kelak. Disamping siswa dan sekolah mendapatkan keuntungan finansial. Keuntungan finansial unit produksi/jasa ini dapat menjadi salah satu sumber pendanaan pendidikan di SMK mengingat tingginya biaya praktik. Agar unit produksi/jasa sekolah dapat menjadi sumber pembelajaran dan pendanaan pendidikan maka perlu dikelola secara profesional.

Asbaruddin menambahkan bahwa tujuan penelitiannya yaitu untuk menemukan model Unit Produksi (UP) yang dapat digunakan untuk mewadahi kegiatan produktif serta menumbuhkembangkan kewirausahaan yang ada di SMK, menghasilkan perangkat model unit produksi  dan kemitraan, menghasilkan model pengelolaan, menghasilkan model pengelolaan UP yang memenuhi kriteria efektif, dan menghasilkan model pengelolaan UP-ATPK yang memenuhi kriteria praktis untuk digunakan di SMK. Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah penelitian dan pengembangan.

Alasan rasional mengapa perlunya penelitian tentang Model UP di SMK khususnya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah karena proses pembelajaran di UP diarahkan kepada pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan (softskills dan hardskills) yang harus dimiliki para lulusan sebagai bekal hidup sehingga belajar sambil bekerja menjadi sangat penting untuk dikembangkan. Keselarasan antara potensi bawaan dan lingkungan (masyarakat dan sekolah) akan dapat mencapai tujuan UP yang diinginkan. Pembelajaran berbasis kerja untuk menjadi seorang wirausahawan yang handal diharapkan memiliki kemampuan, kemauan dan keterampilan khusus, sehingga diperlukan upaya-upaya secara terprogram dalam meningkatkan kemampuan, kemauan, dan keterampilan berwirausaha bagi para siswa SMK.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Soenarto, Ph.D. dan Fx. Sudarsono, Ph.D. tersebut menghasilkan beberapa temuan di antaranya bahwa hasil investigasi bahwa model UP yang ada sekarang kurang efektif dan setelah model UP-ATPK diperbaiki dapat digunakan pada UP. Kesahihan/kevalidan menunjukan bahwa semua validator menyatakan  model UP-ATPK dibangun atas landasan berfikir yang rasional dengan teori pendukung yang kuat dan relevan sehingga dapat digunakan. Keefektifan model menunjukkan bahwa model sangat efektif, sehingga model memenuhi kriteria efektif, dan kepraktisan diukur dari tingkat keterlaksanaan tahapan pengelolaan yang secara keseluruhan memenuhi kriteria praktis sangat baik. Model UP-ATPK harus lebih didukung oleh pemerintah daerah sehingga memiliki modal yang kuat dan diharapkan kepada manajemen sekolah agar menggunakan model ini sehingga dapat mendukung teori kewirausahaan, pembelajaran produktif yang ada di sekolah. (Sinta)