Mengamati PAUD Indonesia di Malaysia

Rombongan Pascasarjana PAUD megunjungi Taman Kanak-kanak Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (TK SIKL) pada beberapa waktu lalu yang disambut hangat oleh ibu Nunik selaku Humas dari SIKL. Dari kunjungan yang telah kami lakukan terlihat TK SIKL tidak jauh berbeda dengan keadaan Taman Kanak-kanak di Indonesia. Kurikulum TK SIKL mengacu pada kurikulum di Indonesia, tetapi untuk saat ini pendidik yang ada di TK SIKL belum menerapkan kurikulum 2013 yang sedang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi dan pelatihan-pelatihan yang diterima oleh pendidik TK SIKL, sehingga untuk saat ini kurikulumnya masih mengacu pada Standar Kompetensi pada Permendikbud No 58 tahun 2009. Walaupun demikian pendidik di TK SIKL tetap mencari inovasi baru untuk pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan di TK SIKL tetap mengenalkan kebudayaan Indonesia salah satunya mewajibkan anak menggunakan bahasa Indonesia. Waktu kegiatan pembelajaran di sekolah TK SIKL dimulai dari pukul 08.00 sampai 11.30, tidak jauh beda dengan waktu pembelajaran di TK yang ada di Indonesia. Kegiatan pembelajaran tidak difokuskan berada di dalam kelas saja, tetapi juga dilakukan di luar kelas. Salah satunya dengan mengunjungi tempat-tempat wisata yang mengandung unsur edukasi bagi anak.

Para rombongan selanjutnya mengunjungi Universiti of Malaya.  Rombongan melihat dan mengamati laboratorium pembelajaran yang ada di sekitar Kampus Fakulti Pendidikan. Sambutan ramah kami dapat dari Muhammad Norazlin dan ASSOC. PROF. DR MARIANI MD. NOR selaku Dekan fakulti pendidikan UM. Setelah  itu merka mendampingi kami untuk melihat-lihat koleksi yang ada di laboratorium. Banyak hal menarik yang dapat dilihat dari koleksi alat bermain, salah satunya adalah cermin bolbal alias cermin bolak balik yang digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak. Cermin bolbal ditunjukkan pada anak dengan satu sisi yang terdapat tulisan “siapakah yang paling pandai?” dan ketika cermin dibalik maka anak akan mlihat dirinya sendiri di cermin.

Masih banyak lagi koleksi alat permainan edukatif karya mahasiswa UM. Ciri khas dari karya mereka adalah mainan yang mengaktifkan semua alat indra. Fungsi utama dari laboratorium kelas untuk kegiatan micro teaching mahasiswa. kelas dapat didesain sesuai dengan tema yang sedang berlaku saat itu. Mahasiswa dibebaskan menerapkan model pembelajaran yang diinginkan. Mahasiswa membuat portofolio mulai dari rencana pembelajaran, pelaksanaan, penilaian, dan evaluasi sebagai dokumen hasil praktik lapangan. Pendekatan pembelajaran di Malasia sudah beranjak menuju pendekatan problem based learning. (Dita Prima)