Evaluasi dan Strategi Pengembangan SMA INS Kayutanam, Sumatera Barat

SMA INS Kayutanam yang berada di Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat merupakan sekolah unggulan pada masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. INS merupakan kependekan dari Indonesisch Nederlandsche School, lembaga pendidikan bercorak khusus yaitu dijunjungnya kebebasan berpikir setiap murid, khususnya dalam mengeluarkan buah pikiran. Dari sekolah inilah muncul nama-nama besar dalam sejarah politik dan seni nasional. Misalnya saja Tarmizi Taher, Ali Akbar Navis, Mochtar Lubis, Hasnan Habib dan Kaharuddin Nasution.

Semakin lama jumlah siswa yang mendaftar ke sekolah ini semakin menurun sehingga menimbulkan kegelisahan dan kekhawatiran. Apabila hal ini ini dibiarkan maka yang rugi bukan hanya masyarakat Sumatera Barat saja tetapi bangsa Indonesia yang akan kehilangan salah satu pilar pemikiran pendidikan di Indonesia yaitu diantara INS Kayutanam dan Tamansiswa.

Untuk itulah, staf pengajar dari STAIN Batusangkar, Dr. David, M.Pd.  memiliki perhatian untuk mengevaluasi dan mengembangkan lembaga pendidikan ini. Dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi dan Strategi Pengembangan SMA INS Kayutanam, alumni S1 Pendidikan Agama IAIN Imam Bonjol ini menawarkan sebuah strategi agar sekolah ini bisa menerima input yang baik, proses pembelajaran yang berjalan baik, sehingga menghasilkan output yang berkualitas.

Pada hari Jumat, 25 September 2015 David menyampaikan hasil penelitiannya tersebut dalam ujian terbuka dan promosi doktor Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Tim Penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. (Ketua), Prof. Dr. Pujiyati Suyata (Sekretaris), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (Promotor), Prof. Slamet PH. Ph.D. (Co-Promotor), Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. (Penguji Intern), dan Prof.  Dr. Djoko Suryo (Penguji Eksternal) satu per satu memberikan pertanyaan, masukan, dan saran terhadap hasil penelitian alumni S2 PEP PPs UNY ini.

David mengemukakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan ditemukan fakta bahwa komponen yang termasuk kategori baik antara lain kurikulum program bidang akademik, perencanaan kegiatan, struktur organisasi dan uraian tugas, pengawasan, pembinaan sikap siswa, peringkat ujian nasional, rasio guru dan siswa, ruang belajar, dan peranan pemerintah daerah.

Sedangkan komponen yang memerlukan perbaikan antara lain kurikulum keterampilan, dan akhlak mulia, pelibatan warga sekolah dalam merumuskan visi misi, kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan, pengelolaan kegiatan siswa, otonomi kepala sekolah dalam mengelola sumber daya, instrumen penilaian keterampilan dan sikap, jumlah jam pelajaran akademik, daya serap siswa pada UN, fasilitas gedung serta kecukupan/relevansi/kemutakhiran alat peraga dan alat keterampilan, pengelolaan, sarana olahraga, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, serta meningkatkan peran komite sekolah, alumni, dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait.

Di hadapan penguji serta hadirin, bapak tiga anak ini menawarkan strategi pengembangan sekolah. Strategi tersebut antara lain perumusan kurikulum terintegrasi yang memuat tujuan dan saasaran pendidikan yang diprakarsai pendiri SMA INS Kayutanam, perumusan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diprakarsai pendiri, pengelolaan aset produktif dengan memanfaatkan modal sosial, pemanfaatan basis alumni, dan membangun kerjasama dengan instansi terkait seperti sekolah lain, pemerintah, dan pihak swasta. (Rubiman)