Kualitas Pendidikan Tanggung Jawab Bersama

Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Namun di sisi lain, dilihat dari hasil UN maka dapat dikatakan kualitas individu peserta didik semakin meningkat. Itulah realita yang terjadi di Indonesia secara umum saat ini.

"Kualitas pendidikan bukan hanya dipengaruhi oleh sekolah, namun juga oleh lingkungan keluarga dan masyarakat," kata Drs. Setya Raharja, M.Pd. saat mempertahankan disertasinya di hadapan tim punguji di Aula Gedung Baru Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Senin (17/11/2014). Disertasinya berjudul “Konfigurasi Pendidikan antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bantul.

Dengan bimbingan intensif dari promotor Prof. Suyata, Ph.D. dan Co-Promotor Prof. Dr. Siti Partini Suardiman, promovendus berhasil meraih gelar bidang Ilmu Pendidikan dengan predikat Sangat Memuaskan. Setya Raharja  yang merupakan dosen di Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan (MP FIP UNY) ini menjadi doktor ke 257 di PPs UNY dan ke 37 pada prodi IP.

Usia SMP merupakan usia peralihan dari anak ke dewasa merupakan usia mencari jati diri yang memerlukan pendampingan yang intensif dari semua pihak mulai dari keluarga, pendidik di sekolah dan masyarakat. Pendampingan yang baik ini diharapkan mampu membawa anak tersebut melewati usia peralihan dengan baik.

Berdasar gambaran di atas, Setya Raharja melakukan penelitian tentang pola konfigurasi pendidikan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Promovendus melakukan penelitian di 3 sekolah pada jenjang SMP baik negeri dan swasta di Kabupaten Bantul yakni SMPN 2 Kretek, SMPN 3 Imogiri, dan SMP PGRI Kasihan. Dari ketiga sekolah tersebut peneliti melibatkan subyek penelitian yaitu kepala sekolah, guru, siswa, dewan sekolah, dan orang tua siswa.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa pola konfigurasi pendidikan pada tiga SMP di Kabupaten Bantul terbentuk oleh variasi pelaksanaan tanggung jawab pendidikan di keluarga, sekolah, dan masyarakat (tetangga, teman sebaya, dan media massa elektronik) yang dilakukan secara terpisah, berurutan, maupun bersama-sama. Selain itu, kualitas pendidikan pada tiga SMP di Kabupaten Bantul bervariasi baik pada level individu siswa maupun level sistem sekolah.

Pola konfigurasi pendidikan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat berkaitan dengan kualitas pendidikan di sekolah pada level individu siswa dan sistem sekolah. Makin banyak aspek tanggung jawab pendidikan yang dilakukan bersama-sama, makin optimal kualitas pendidikan di sekolah, dan ada tidaknya pengaruh negatif dalam aspek pendidikan yang dilakukan bersama berkaitan dengan kualitas pendidikan di sekolah.

Kesimpulan terakhir pola konfigurasi pendidikan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat yang berdampak pada kualitas pendidikan yang tinggi, memiliki karakteristik bahwa masing-masing lembaga pendidikan secara konsisten melakukan tanggung jawab pendidikan yang bersifat separate, sequential, maupun shared dengan tidak ada pengaruh negatif pada aspek pendidikannya.

Dengan lulusnya Setya Raharja ini menambah daftar staf pengajar di FIP UNY yang bergelar doktor. Sehingga diharapkan kehadirannya semakin memperkuat kegiatan akademik di FIP UNY secara khusus. (Rb)