Wonderful Husband, Menjadi Suami yang Disayang Istri

“Setiap istri tentu mendambakan suami yang hebat, dan setiap suami tentu ingin disayang istri”. Lalu bagaimana caranya supaya menjadi suami yang hebat dan disayang istri?. Sabtu, 13 Desember 2014 Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) UNY menghadirkan Bapak Cahyadi Takariawan dalam rangka Bedah Buku Wonderful Husband. Penulis yang akrab disapa “Pak Cah” ini merupakan penulis yang produktif dan cukup terkenal. Karya yang telah dihasilkan sejumlah 50 buku. Wonderful Husband adalah karya Pak Cah yang ke-42 dan termasuk best seller. Selain menulis, Pak Cah juga mendirikan Jogja Family Center, sebuah lembaga konsultasi sosial yang fokus memberikan konseling terhadap permasalahan rumah tangga.

Bedah buku yang digelar di Ruang Sidang Utama Rektorat tersebut, dihadiri oleh mahasiswa PPs UNY dan umum. Di awal penjelasannya, Pak Cah mengatakan “Saat seorang wanita memutuskan untuk menikah dan ia berharap mendapatkan suami ideal adalah sebuah kemustahilan. Sungguh, ia hanya akan menikah dengan seorang lelaki biasa saja yang bersedia melakukan pembelajaran bersama serta berproses bersama menuju kepada kondisi ideal yang diharapkan”. Kalimat-kalimat sederhana namun dalam makna yang diutarakan oleh Pak Cah seakan menghipnotis para peserta. Cerita pengalaman beliau yang diselingi dengan canda membuat siang yang mendung terasa lebih hangat.

Lebih lanjut Pak Cah menjelaskan buku Wonderful Husband membahas sembilan karakter suami yang wonderful. Sembilan karakter tersebut yaitu: Pertama, suami yang memimpin keluarga dengan cinta. Pemimpin yang menjadi pelayan bagi istri dan anak-anaknya. Bukan suami yang hanya memberi perintah dan keinginannya harus dituruti. Kedua, mampu menundukkan ego. Saat ada masalah dalam rumah tangga, keduanya hasrus saling mengalah, menundukkan ego, segera meminta maaf, dan mengakui kesalahan di hadapan pasangan.

Ketiga, selalu berusaha membahagiakan istri. Suami yang wonderful adalah suami yang membahagiakan istri sehingga istri merasa senang, nyaman, dan tenang. Keempat, fokus mengingat kebaikan istri. Kebiasaan menggunakan standar beda atau ganda dalam menilai perbuatan orang lain dengan perbuatan diri sendiri mengakibatkan seseorang mudah menyalahkan orang lain atas perbuatannya. Suami wonderful adalah suami yang selalu mengingat kebaikan istri dibanding kesalahannya.

Kelima, memahami kondisi istri. Pemahaman yang mendalam tentang berbagai perubahan pasangan akan memunculkan suasana saling percaya di antara pasangan. Oleh karena itu, sikap saling memahami sangat dibutuhkan. Keenam, menjadi teladan dalam kebaikan. Suami harus memberikan keteladanan dalam bentuk perbuatan nyata kepada keluarga. Hal yang penting lainnya adalah suami perlu memiliki sikap hidup yang positif, cara berfikir positif, serta kebersihan hati. Adanya ketiga hal tersebut di atas, akan lebih mudah bagi seluruh anggota keluarga meneladani kepemimpinannya. Ketujuh, memelihara kesetiaan. Waspadalah terhadap jebakan cinta, mulailah dengan menjernihkan logika, membersihkan hati, jadikan rumah sebagai pengontrol, dan mendekatlah ke pasangan serta anak-anak. Kedelapan, selalu tampil young and fresh. Tidak hanya kantor tempat bekerja yang menuntut seorang suami tampil fresh, istri dan anak-anak pun berhak mendapatkan seorang suami atau ayah dalam keadaan selalu segar dan bergairah saat di rumah. Terakhir, memberikan yang terbaik. Jika waktu, perhatian, dan fasilitas terbaik diberikan untuk mengurus pekerjaan, dampaknya seorang suamu tinggal memiliki tenaga, waktu, perhatian, bahkan fasilitas sisa untuk keluarga. Suami yang wonderful memberikan yang terbaik untuk keluarga di rumah.

Demikian sembilan karakter wonderful husband yang dijelaskan oleh Pak Cah dalam bukunya. Di akhir acara, beliau mengajak para suami untuk memperbarui motivasi dan menguatkan kembali makna ikatan dengan istri. Karena proses pernikahan yang sakral pada hakikatnya adalah sebuah ikrar dan perjanjian agung atas nama Tuhan, diresmikan oleh negara, disaksikan orang tua, keluarga, kerabat, sahabat, tetangga dan sanak saudara. Dan tak lupa Pak Cah mendoakan para peserta yang belum menikah agar segera mendapat jodoh terbaik. Aamiin. (Agp)