Sarasehan Kewirausahaan bersama desa Bahasa Borobudur

Sabtu, 22 Oktober 2016, Keluarga Mahasiswa Pascasarjana ( KMP ) Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan sarasehan kewirausahaan. Dalam kegiatannya, diadakan talkshow dengan mengangkat tema “strategi membangun lembaga kursus bersama Desa Bahasa Borobudur”.

Acara ini didasari oleh pemikiran bahwa para pendidik juga bisa terlibat menjadi enterpreneur dalam bidang pendidikan atau dikenal dengan istilah Edupreneur.  Selain itu, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan peserta mampu menggali ilmu mengenai bagaimana membuka bisnis bimbingan belajar atau lembaga kursus serta bisa menerapkanya dikemudian hari.
Dalam talkshow didatangkan pemateri yang sudah berkecimpung lama dalam bidangnya, yakni Hani Sutrisno. Pria yang akrab disapa mr hani ini merupakan pendiri dari Desa Bahasa Borobudur serta CEO SPEC dan kedai 3 Bahasa.

Ketua Panitia kegiatan, Syahrial, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun mindset para pendidik saat lulus dari dunia perkuliahan tidak lagi mencari kerja namun bisa membuka lapangan pekerjaan, yakni dibidang pendidikan. “Salah satunya lembaga kursus,” ungkap syahrial dalam sambutan.

Dalam kesempatan tersebut, ia berharap agar para peserta mendapatkan pengalaman secara langsung dari pemateri yang telah sukses menggagas Desa Bahasa Borobudur.
Kegiatan ini cukup menarik perhatian khususnya bagi mahasiswa pascasarjana UNY. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang hadir.

Pemateri kegiatan, Hani Sutrisno menyampaikan materi mengenai bagaimana perjalanan desa bahasa sejak didirikan tahun 1998 hingga sekarang. 3 komponen yang harus disiapkan dalam membangun lembaga kursus yakni Motivasi, sistem dan metodologi.

Kemudian, lembaga kursus juga perlu didaftarkan kepada pihak terkait. Namun perlu diperhatikan syaratnya, yakni adanya Murid, fasilitas dan guru.

Dalam kegiatannya, talkshow ini pun sangat memacu para peserta untuk menggali banyak ilmu tentang bagaimana menjadi seorang enterpreneur. Dalam sesi diskusi yang dibuka, pemateri mendapat banyak sekali pertanyaan dari para peserta.

Salah satu peserta, Asma, dalam kesempatan tersebut melontarkan pertanyaan mengenai kerjasama apa saja yang telah dilakukan oleh desa Bahasa Borobudur. Kemudian, pemateri menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dalam memberdayakan warga sekitar desa bahasa. Salah satu caranya yakni dengan menjadikan rumah warga menjadi homestay (penginapan.red) bagi para siswa yang belajar di desa bahasa borobudur.

Pertanyaan lain dilontarkan oleh Azmil, mengenai apa kelebihan desa bahasa Borobudur dengan lembaga kursus lain. pemateri menjelaskan bahwa sebelum mendirikan lembaga kursus hendaknya kita melihat dan memperlajari lembaga kursus yang lain, sehingga kita menerapkan strategi kita.

Menurutnya, keunggulan yang dibuat dalam desa bahasa yakni fast and fun dalam pembelajaran. “jika dilembaga kursus lain membutuhkan waktu hingga 6 bulan, didesa bahasa cukup 10 hari,” ungkapnya.

Hal penting lain dalam dunia edupreneur yakni marketing. Ada banyak hal yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan promosi melalui berbagai media. Kegiatan yang bertempat di Aula PascaSarjana, Lt.3 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dimulai Jam 09.00 dan berakhir jam 11.30. (Humas KMP)