Refleksi Kritis untuk Mewujudkan Kualitas Output PPs UNY

Saat ini animo masyarakat untuk studi lanjut di PPs UNY semakin meningkat. Hal tersebut terbukti dari jumlah mahasiswa baru pada TA. 2014/2015 yaitu sebanyak 1055 orang. Tentunya kepercayaan ini harus diimbangi dengan pelayanan akademik yang memuaskan dari pengelola PPs.

Untuk dapat merealisasikan hal itu, pengelola PPs UNY mengadakan Sarasehan Dosen Program Pascasarjana UNY dalam acara “Refleksi Kritis PPs UNY untuk Mewujudkan Kualitas Output PPs UNY”. Acara yang digelar pada hari Jumat, 5 September 2014 di Ruang Sidang Utama UNY ini diikuti oleh dosen pengajar PPs UNY.

Acara diawali dengan sambutan dari direktur PPs UNY, Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. Dalam sambutannya beliau menyampaikan dalam rangka peningkatan layanan kepada mahasiswa maka perlu adanya refleksi kritis untuk mendapatkan capaian pembelajaran/outcome PPs UNY yang semakin berkualitas dan bermutu. ”Untuk itu, kami sengaja menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya untuk menuntun kita merefresh paradigma layanan akademik demi memberikan layan terbaik bagi mahasiswa pada masa yang akan datang”, tutupnya.

Pada kesempatan tersebut, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. berkenan untuk memberikan sambutan sekaligus membuka acara.”Saya selaku pimpinan mengucapkan terima kasih dan selamat atas tindakan proaktif untuk mengembangkan PPs UNY”, ujar beliau.

Secara eksplisit PPs telah mendapatkan mandat beberapa program studi jenjang magister. “Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga pengajarnya. Pengelola bisa mempergunakan dosen-deosen yang baru saja lulus studi S3-nya untuk memperkuat kegiatan akademik di PPs”, lanjutnya.

“Saya menyampaikan penghargaan yang sangat tinggi atas partisipasi Bapak/Ibu dalam forum ini. Semoga forum ini menjadi forum yang sangat efektif untuk memperbaiki kinerja PPs terutama proses pendidikan dampaknya dapat menghasilkan lulusan yang terbaik”, tutupnya.

Selanjutnya mantan Dirjen Dikdas Kemendikbud, Prof. Suyanto, Ph.D. memaparkan  makalah dengan tema “Membangun Etika Akademik Dosen Pascasarjana”. Beliau mengemukakan bahwa dosen merupakan suatu profesi yang wajib memiliki perilaku profesional dalam pelaksanaan tugasnya, juga dituntut dapat menjunjung tinggi etika sebagai dosen. Etika seorang dosen masuk dalam etika profesi, etika sosial, dan moral.

Seluruh civitas akademik harus memahami etika akademik yang berlaku di kampus. “Etika akademik adalah nilai-nilai luhur yang wajib ditaati oleh insan akademik dalam berfikir, berperilaku, dan bertindak guna mewujudkan tugas-tugas keilmuan di Universitas berdasarkan nilai-nilai yang berlaku baik agama, adat istiadat, dan kesusilaan”, tutupnya.

Selanjutnya untuk mendorong mahasiswa agar mampu menulis disertasi dan tesis yang ideal dalam waktu yang ditentukan, Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. menyampaikan makalah berjudul “Peningkatan Kualitas Pembimbingan Tesis dan Disertasi”.

“Pembimbing harus siap untuk memahami materi bimbingannya. Dosen juga harus mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan yang mutakhir, dan pedoman penulisan yang ada”, ungkapnya.
“Kunci keberhasilan bimbingan juga ditentukan oleh dukungan perpustakaan. Dukungan jurnal dan buku – buku berkaitan dengan kajian penelitian juga sangat membantu. Mahasiswa jangan hanya membaca dan mengutip tesis dan disertasi karya orang lain, tetapi buku yang berisi teori – teori kajian penelitian”, imbuhnya.

“Kerjasama antar pembimbing sangat penting dilakukan untuk mengarahkan mahasiswa bimbingannya. Dengan kerjasama yang baik dan intensif antara mahasiswa dan pembimbing, harapan dari pimpinan UNY agar mahasiswa selesai kuliah tepat waktu dapat terpenuhi”, tutupnya.

Selanjutnya kaprodi PTK PPs UNY, Prof. Soenarto, Ph.D. menyampaikan pengalaman, ide-ide atau peluang memanfaatkan kerjasama baik dalam maupun luar negeri bagi dosen dan mahasiswa. Beliau berbicara tentang power networking yang diartikan sebagai hubungan kerjasama yang kuat, tersistem, dan sinergis  diantara lembaga terkait dalam rangka memanfaatkan potensi atau kekuatan yang dimilikinya.

Menurut beliau kerjasama perlu ada kontrol dan evaluasi. Banyak MoU tetapi tidak direalisasikan, hanya berhenti di jalan. Dengan kerjasama dapat saling berbagi informasi, sharing potensi dan sumber daya.

“Dengan optimalisasi kerjasama antar perguruan tinggi dan lembaga terkait ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk lembaga dan membantu kegiatan akademik mahasiswa dan percepatan studi mereka”, tutup beliau.

Pada sesi terakhir dipaparkan pengalaman tentang pengelolaan dan pelaksanaan perkuliahan di PPs oleh Prof. Slamet PH., Ph.D.  Pakar pendidikan ini mengemukakan bahwa seiring degan kemajuan teknologi dan informasi kini sudah sewajarnya pengelolaan dan pelaksanaan perkuliahan mempergunakan paradigma baru untuk mencapai mutu tinggi.

Menurut Prof. Slamet, dosen PPs harus memiliki wawasan yang luas. Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh berbagai aspek. Selain itu, di UNY perlu adanya kerjasama yang baik antara PPs dan Fakultas. Sehingga dosen mampu mamanage waktunya mengajar di kedua unit tersebut.

Saat ini perlu adanya kejelasan dan acuan dalam pengembangan ilmu di PPs UNY. “PPs UNY juga perlu mengikuti perkembangan teknologi dengan implementasi e-learning baik dalam prose pembelajaran hingga ujian”, tutupnya.

Pimpinan PPs yang diwakili oleh yakni Direktur, Asdir I, dan Asdir II merangkum materi yang telah disampaikan empat narasumber di atas untuk pengembangan PPs ke depan. (Rb)