QUO VADIS PENYELARASAN DIKLAT VOKASI DENGAN DUDI

Penyelarasan pendidikan dan latihan vokasi dengan DUDI masih menjadi salah satu isu penting yang selalu dikaitkan dengan usaha pengembangan Diklat Vokasi di Indonesia. Meskipun pengembangan ini sudah cukup lama dirintis di Indonesia dengan strategi link-match yang diupayakan sejak tahun 1990-an, tetapi sampai saat ini masih menjadi isu dan tantangan kontemporer yang dihadapi oleh berbagai pihak seperti pendidikan, ketenagakerjaan, dan industri di Indonesia. Diskusi terbatas untuk memahami kerjasama Diklat Vokasi dengan DUDI, kebijakan yang terkait, dan upaya penyelarasan berkenaan dengan Diklat Vokasi dan DUDI dilaksanakan di Pascasarjana UNY pada Jum’at 20 April 2018. Diskusi dihadiri pengelola Pascasarjana dan Kaprodi pendidikan teknologi dan kejuruan di lingkungan Pascasarjana UNY. 

Dalam kesempatan  diskusi tersebut hadir Dr. Ruly Marianti dari ISED GIZ mempresentasikan hasil kajiannya terkait Quo Vadis Penyelarasan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi dengan Dunia Usaha dan Industri. Disampaikannya  bahwa kerjasama antara DUDI dengan Diklat Vokasi saat ini masih menghadapi tiga tantangan utama mencakup tantangan strategi mengingat belum adanya strategi pengembangan yang disepakati bersama oleh pemerintah, DUDI, dan lembaga TVET; tantangan interaksi dengan minimnya komunikasi antar berbagai pihak yang terlibat; dan tantangan institusi dengan adanya berbagai pihak yang terlibat dalam upaya pengembangan ini. 

Beberapa strategi dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan yang muncul, antara lain dapat dilakukan dengan 1) melaksanakan berbagai pendekatan untuk memfasilitasi kerjasama Diklat Vokasi dengan DUDI baik pendekatan kelembagaan maupun pendekatan industri; 2) membangun mekanisme koordinasi terutama pada pemain utama dalam Diklat Vokasi dan mengupayakan sinergi kepentingan sektor publik dan privat; 3) menyusun kerangka regulasi yang bersifat supra-sektor; dan 4) mengembangkan sistem pangkalan data dan informasi pasar kerja yang terintegrasi (erha).

.