Pelatihan Fotografi dan Video bagi Karyawan dan Teknisi PPs UNY

Dokumentasi merupakan hal yang vital bagi sebuah instansi. Terlebih di UNY sebagai lembaga pendidikan. Dokumentasi berisi dokumen yang memberi bukti dan kesaksian tentang sesuatu atau suatu pencatatan tentang sebuah acara atau kegiatan. Dokumen bisa berupa tulisan, rekaman seperti pita/kaset, video, dan foto. Untuk menghasilkan dokumentasi yang bagus dan bisa dibaca orang lain maka diperlukan seorang kameramen yang menguasai teknik dan tips tertentu dalam pengambilan obyek.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, bidang Humas dan Kerjasama Program Pascasarjana UNY mengadakan Pelatihan Fotografi dan Video Shooting. Pelatihan ini dilaksanakan pada Sabtu, 12 Oktober 2013 di Aula PPs UNY. Peserta terdiri atas karyawan dan teknisi  PPs yang seringkali menjadi seksi dokumentasi. Sehingga diharapkan mereka mampu meningkatkan skill dalam mengabadikan sebuah momen ke dalam foto dan video.

Pada sesi pertama disampaikan materi tentang video shooting oleh praktisi video dari LPPMP, Dani Hendra K., S.Pd.T.  Dalam paparannya disampaikan tata cara dan aturan dalam memegang kamera, posisi badan dalam pengambilan obyek untuk menghasilkan video yang berkualitas. Selain itu, juga dikenalkan macam kamera video mulai dari yang termurah hingga yang termahal untuk kalangan profesional antara lain, broadcasting, profesional, prosumer, dan consumer.  

Beberapa istilah asing yang berkaitan dengan ranah video shooting juga dipaparkannya. Menurutnya, hal yang terpenting dari teknik pengambilan gambar yaitu, yang berkaitan dengan cahaya, sudut pengambilan gambar, gerakan kamera, dan lain sebagainya. Diharapkan dengan mengetahui hal tersebut kita dapat menghasilkan video yang berkualitas yang bisa dipahami dan dibaca orang lain. Pada akhir paparannya, Dani mengenalkan teknik mengolah dan meng-edit video yang telah dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan software pengolah video.

Pada sesi kedua, dijelaskan mengenai seluk beluk fotografi oleh praktisi fotografi yang sudah berpengalaman yaitu, Rakhmat Supriyono. Menurut beliau, saat ini banyak kameramen masih menghasilkan foto yang “aster” (asal terang) saja, walaupun sudah mempergunakan kamera yang profesional. Foto yang dihasilkan masih sama dengan foto memakai kamera digital biasa. Untuk mengatasi hal itu, beliau memaparkan tentang kriteria dan tips foto dokumentasi. Selain itu, dalam kesempatan tersebut beliau juga memaparkan tentang 10 Jurus Foto Keren yang harus dimiliki kameramen. Kesepuluh jurus tersebut antara lain, sepertiga bidang (The rule of thirds), garis diagonal (Diagonal lines), sederhana (Simple), sudut pandang (View angle), bingkai alam (Framing), Kontras (contrast), pusat perhatian (Point of interest), tampilan baru (New look), kecepatan (Speed), ruang tajam (Depth-of-Field). Setelah mendapatkan teori yang dirasa cukup, peserta diminta untuk melakukan praktek mengambil foto di lingkungan kampus sebanyak-banyaknya. Selanjutnya file foto dikumpulkan dan diberikan komentar dan penilaian oleh narasumber. Setelah diberikan penjelasan, peserta merasa puas dan menyadari kekurangan dalam hal fotografi. Mereka sangat senang mendapatkan pelatihan seperti ini. Pada akhirnya, narasumber memberikan pesan yang sederhana tapi bermakna, teori tanpa praktik sia-sia...., praktik tanpa teori, “asal jepret”. (Rb)