Model Evaluasi Untuk Peningkatan Kualitas Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Madrasah Ibtidaiyah merupakan sekolah jenjang dasar yang dikelola oleh Kementerian Agama. Dibandingkan dengan sekolah dasar yang dikelola oleh Kemendikbud, sekolah ini masih dipandang sebagai “second class” oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini disebabkan disinyalir masih rendahnya kualitas output yang dihasilkan.

Dalam realita yang terjadi di madrasah justru berkembang nilai-nilai religius yang tinggi, peserta didik memiliki akhlak mulia, dan tidak terjerumus di lembah kenakalan. Selain itu, prestasi yang ditorehkan oleh siswa dari mulai tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, sampai nasional, salah satunya di MIN 1 Purwokerto di Jawa Tengah.

Menurut dosen STAIN Pekalongan, Dwi Istiyani, M.Pd.I., saat ini sebagian besar madrasah masih mengalami kesulitan mengeluarkan output yang berkualitas. Penyelenggaraan dan pengelolaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagian dilakukan belum maksimal. Selain itu, sebagian besar MI memiliki tenaga kependidikan yang belum memenuhi kualifikasi akademik.

Di sisi lain sarana dan prasarana yang dimiliki sebagian besar MI  belum memadai, masih kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum, beban belajar siswa MI lebih banyak dibandingkan dengan sekolah umum dikarenakan standar kualitas antara madrasah dan sekolah mengacu pada indikator yang sama, sedangkan di MI ada pengembangan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Sebagian MI mengalami kesulitan untuk mencapai standar yang telah ditentukan oleh pemerintah, hanya beberapa madrasah yang telah mencapai standar minimal. Dalam hal pendanaan, masih ada ketidakadilan dalam alokasi anggaran dari pemerintah untuk MI. Semua hal tersebut menyebabkan  MI mengalami berbagai kesulitan dalam mencapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Untuk menjawab permasalahan di atas, Dwi Istiyani menyusun sebuah instrumen untuk mengevaluasi kualitas madrasah. Model Evaluasi Kualitas Madrasah Ibtidaiyah (EK-MI) terdiri atas instrumen untuk mengukur input, proses, dan outcome MI. Implementasi model EK-MI dilaksanakan oleh guru dan kepala madrasah,dengan menggunakan perangkat model EK-MI. Hasil dari implementasi model EK-MI dapat digunakan untuk menyempurnakan kualitas madrasah.

Model evaluasi kualitas MI (EK-MI) dapat dijadikan sebagai bagian dari sistem evaluasi di lingkungan Kementerian Agama. Selain itu, model ini dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengevaluasi kualitas MI sejak dari input (planning) sampai outcome.

Hasil penelitian yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tersebut dapat dipertahankan di hadapan dewan penguji disertasi Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Pada hari Jumat, 29 April 2016, penelitian R&D yang dilakukan alumni S1 & S2 UIN Sunan Kalijaga ini mampu mengantarkannya meraih derajat gelar doktor PEP di PPs UNY. (Rubiman).