Model Evaluasi UNKK Teknik Pemesinan SMK Untuk Mencetak Tenaga Kerja Yang Handal

Penyiapan tenaga kerja khususnya bagi lulusan SMK Teknik Pemesinan seharusnya dimulai sejak duduk di bangku sekolah agar bisa menjadi tenaga kerja yang handal. Namun, beberapa Industri menganggap bahwa lulusan   SMK Teknik Pemesinan masih kurang siap memasuki dunia kerja. Hal ini ditengarai oleh belum adanya evaluasi dalam penyelenggaraan Ujian Nasional Kompetensi Keahlian (UNKK) T. Pemesinan  SMK. Oleh karena itu, pihak industri berharap adanya bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan UNKK tersebut.

Adalah seorang guru di SMK 2 Depok Sleman, Slamet Wijono mencoba menjawab permasalahan di atas dengan melaksanakan sebuah penelitian yang berjudul “Model Evaluasi Ujian Nasional Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK”. Penelitian yang dibimbing oleh Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. dan Prof. Dr. Badrun Kartowagiran ini akhirnya mampu dipertahankan dalam ujian terbuka Promosi doktor Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Yogayakarta (UNY) pada Selasa, 21 Juni 2016. Sesuasi harapan, pada akhirnya mampu mengantarkan guru bidang studi Matematika ini berhasil meraih gelar doktor ke 324.

Menurut pria kelahiran 5 Oktober 1972 ini komponen evaluasi UNKK T. Pemesinan SMK mencakup kolaborasi sekolah dengan asosiasi profesi atau DU/DI, kinerja asesor, sarana dan prasarana, pengetahuan siswa terhadap kegiatan UNKK SMK, informasi capaian kompetensi siswa, legalitas dan pengakuan asosiasi profesi atau DU/DI.

“Dengan mempergunakan model evaluasi ini sorang guru diharapkan mampu mengetahui kualitas penyelenggaraan UNKK T. Pemesinan SMK. Selain itu, bisa menyediakan informasi yang sesuai dengan realita baik informasi tentang permasalahan yang dihadapi siswa maupun informasi pengajaran yang dilakukan guru itu sendiri, “ungkapnya.

“Model ini juga mampu mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan memperbaiki serta menyesuaikan metode pengajaran dengan kondisi, masalah, dan kebutuhan siswa, “tambahnya.

“Apabila model ini diimplementasikan serta didukung adanya kerjasama yang baik antara sekolah dengan asosiasi profesi atau dunia industri maka akan memberikan input yang berharga guna menghasilkan output yang handal. Dengan kerjasama tersebut dunia industri akan memberikan masukan ke sekolah untuk meningkatkan relevansi pembelajaran di SMK dengan tuntutan kompetensi di dunia kerja, “pungkasnya. (Rubiman)