Model Asesmen Diri Untuk Kesadaran Sejarah (Momendikejar)

“Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah atau disingkat "Jasmerah" adalah semboyan terkenal yang diucapkan oleh Soekarno, dalam pidatonya yang terakhir pada HUT RI, 17 Agustus 1966”. Itulah kalimat pembuka yang disampaikan Aisiah, M.Pd. dalam presentasi Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta pada hari Rabu, 27 April 2016.

Dosen Fak. Ilmu Sosial UNP Padang ini berhasil mempertahankan hasil penelitian disertasinya yang berjudul “Model Asesmen Diri Untuk Kesadaran Sejarah (Momendikejar) Di Satuan Pendidikan Tinggi (Khusus Untuk Calon Guru Sejarah). Berkat bimbingan yang intensif oleh promotor Prof. Dr. Suhartono dan Sumarno, Ph.D. ini mampu mengantarkannya meraih gelar doktor PEP.

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya kecenderungan mahasiswa merasa tidak terikat dengan masa lalu/sejarah. Selain itu, saat ini asesmen pembelajaran sejarah masih lemah, dan perlunya menggalakkan pengembangan alat evaluasi pembelajaran sejerah nontes.

“Kami mencoba membaca fakta di lapangan bahwa asesmen kesadaran sejarah (Kejar) mahasiswa calon guru sejarah  belum dilakukan secara khusus oleh dosen, belum ada suatu model asesmen yang secara spesifik bertujuan utk mengukur kejar, “ungkapnya.

“Kalaupun ada asesmen hasil belajar sejarah, namun masih didominasi oleh dosen tanpa melibatkan mahasiswa. Asesmen hasil belajar sejarah  belum menghasilkan informasi  yang bermakna bagi mahasiswa dan dosen. Maka saat ini diperlukan sebuah  pengembangan dan penerapan model asesmen untuk Kejar mahasiswa calon guru sejarah”, imbuhnya.

Dari penelitian tersebut dihasilkan produk Momendikejar dengan emapt komponen yaitu Pengetahuan Peristiwa Sejarah (PPS) dengan indikator pengetahuan tentang apa, siapa, kapan, dimana dan (sebab kejadian peristiwa), Pemahaman Metode Penelitian Sejarah (PMPS) indikatornya: heuristik, kritik dan eksplanasi. Komponen ketiga adalah Pemaknaan Peristiwa Sejarah (MPS) dengan indikator dampak positif, dampak negatif dan nilai-nilai positif peristiwa sejarah, yang terakhir Kegunaan Sejarah (GS) indikatornya kegunaan teoritis, instruktif, edukatif, inspriratif, rekreatif, dan kegunaan prediktif peristiwa sejarah.

Keunggulan dari produk ini adalah menggunakan pendekatan Regulasi Diri, ilustrasi/visualisisasi representasi sejarah visual, dilengkapi dengan laporan berupa Profil Asesmen Diri untuk Kesadaran Sejarah (Adjar), Umpan Balik dan Tindak Lanjut. Selain itu, model ini mampu mengkombinasikan tes dan nontes. Domain penelitian meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap. Sedangkan isinya memperhatikan keterwakilan aspek spatial (berbagai daerah di Indonesia), aspek temporal (prasejarah s.d sejarah kontemporer), aspek tema (berbagai bidang kehidupan). (Rubiman).