Fundamental dan Implementasi Dunia Pendidikan

Pada tanggal 11-12 Oktober 2014, Prodi Ilmu Pendidikan PPs UNY bersama dengan prodi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menghelat acara besar yang kemudian diberi nama 1st  International Conference on Fundamentals and Implementation of Education (ICFIE) 2014. Acara yang diketuai oleh Prof. Zamroni, Ph.D. dan Dr. Siti Irene Astuti Dwiningrum tersebut menghadirkan pembicara dari berbagai negara dan organisasi mancanegara, di antaranya yaitu Dr. Ali Unsal (Pasiad Foundation, Turkey), Prof. Harri Lappalainen (Turku University of Applied Science, Finland), Prof. Dato’ Dr. Hussain bin Haji Ahmad (University of Malaya, Malaysia), Prof. Lawrence Zhang (The University of Auckland, New Zealand), Mark Heyward, Ph.D. (USAID PRIORITAS), Sopantini, Ph.D (Education Practitioner from University of Tasmania, Hobart, Australia), dan tentunya pembicara dari dalam Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Prof. Suyata, Ph.D.

Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Maarif menjadi keynote speech di hari pertama acara ini. Beliau menyampaikan tentang Education, Freedom, and Social Harmony (Harmoni Pendidikan, Kemerdekaan dan Sosial), dimana di detik-detik akhir pidatonya beliau menyampaikan bahwa “if we sincerely and seriously want to see the future of human species in this world split apart in the spirit of justice and authentic brotherhood, in which the idea of social harmony is fully felt and guaranteed for all, the only way open to us is to critically and deeply rethink and requestion of our present educational philosophy by wedding Intellect of the west to love of the east, as the true manifestation of the concept of the oneness of humanity”. Mengawinkan pemikiran masyarakat Barat dengan Cinta masyarakat Timur sebagai sebuah manifestasi kesatuan manusia merupakan inti dari ide luar biasa dari beliau. Setalah itu dilanjutkan dengan performance art oleh siswa-siswi SMA Budi Mulia Dua dengan tarian tradisional yang berasal dari bali, tari kecak. Kemudian dilanjutkan oleh dua siswa, 1 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan dari SD Muhammadiyah Sapen yang menampilkan Pantomim yang bertemakan “spending holidays in the forest”. Peserta menikmati coffee break sebelum dilanjutkan ke acara plenary session.

Prof. Lawrence Zhang, Mark Heywar, dan Dr. Ali Unsal menjadi plenary speakers di hari pertama dengan di moderatori oleh Sudiyono, M.A. Dalam paparannya, Zhang mengungkapkan tentang pendidikan bahasa sebagai bahasa komunikasi dan pendidikan, terutama difokuskan pada English for Academic Purposes (EAP). Beliau juga menyebutkan bahwa “Genre and Metacognition, which are fundamental to our understanding of classroom-based teaching and learnig of academic English.” Berbeda dengan Mark Heyward yang lebih menekankan pada kondisi pedidikan di Indonesia, dimana dalam USAID PRIORITAS tersebut dilakukan sebuah proyek yang melibatkan program Penataan dan Pemerataan Guru (PPG) di 23 wilayah. Program ini menggunakan DAPODIK dan melibatkan partner lokal di daerah tersebut, universitas-universitas dan LPMP. Proyek ini berhasil memetakan sebaran guru, mengembangkan solusi kebijakan, konsultasi publik dan hal-hal yang mendukung pengimplementasian di semua wilayah itu. Dalam penjelasannya beliau juga menyampaikan bahwa “Sedikit guru dengan kualitas tinggi itu lebih baik dari pada banyak guru dengan kualitas yang rendah”.

Sedangkan Dr. Ali Unsal lebih fokus pada Pasiad Educational System. PASIAD adalah singkatan dari Pasifik Ulkeleri ile Sosyal ve Ikhtisadi Dayanisma Dernegi (Bahasa Turki) atau dalam bahasa Inggris yaitu Pasific Countries Social and Economic Solidarity Association. PASIAD ini bekerja sama dengan kementrian pendidikan dan kebudayaan Indonesia, yaitu terdapat 10 sekolah yang berbeda di Indonesia yang tergabung dalam Pasiad ini. PASIAD mencoba membangun sebuah harmoni antara pendidikan ilmiah yang bagus dengan pendidikan moral serta menyiapkan generasi muda untuk menjadi warga yang baik di masa yang akan datang. Selanjutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan coffe break, lalu dilanjutkan dengan Parallel Session hingga pukul 17.00.

Di hari kedua dibuka dengan art performance dari TK Batik PPBI yang dilanjutkan dengan Plenary Session II dengan pembicara yaitu Prof. Harri Lappalainen dengan tema “Global and Local Issues in Education What Finland can Offer to Asian Countries?”. Presentasi beliau merupakan presentasi yang interaktif. Lalu dilanjutkan oleh Prof. Suyata, Ph.D yang membicarakan tentang Sociocultural Perspective in Education. Sebelum plenary session III diawali dengan art performance dari SMAN 5 Yogyakarta.

Policy and political perspective in education menjadi topik yang dibahas oleh Profesor negara tetangga, yaitu dari University of Malaya, Malaysia. Dilanjutkan oleh Sopantini, Ph.D yang berbicara tentang The influence of politics and societal culture to school and classroom reform. Konferensi interasional yang diikuti oleh sebanyak 46 pemakalah ini merupakan konferensi yang mengusung tema sangat esensial untuk membangun generasi masa depan yang kuat, jujur, bebas, dan berakhlak, seperti yang disampaikan oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahad, M.Pd., M.A dalam sambutannya. (Lina W.)