Dr. Primardiana Kembangkan Model Evaluasi Berbasis Kaizen

Prodi S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) PPs UNY kembali meluluskan seorang doktor. Dr. Primardiana Hermilia Wijayanti menjadi doktor ke-180 di PPs UNY dan doktor ke-112 di Prodi PEP melalui Ujian Terbuka dan Promosi Doktor yang digelar pada Sabtu (13/07/2013) di Aula PPs UNY. Ia berhasil lulus berkat disertasinya yang berjudul “Model Evaluasi Berbasis Kaizen Terhadap Penjaminan Mutu Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas” dengan hasil Dengan Pujian.

Primardiana memaparkan bahwa kepercayaan terhadap mutu dan komitmen terhadap perubahan mestinya dilakukan oleh semua unsur di dalam sebuah institusi, seperti yang dilakukan di Jepang. Jepang merupakan negara yang telah berhasil menunjukkan keunggulannya. Salah satu kunci keunggulan jepang adalah penerapan kaizen. Kaizen merupakan konsep atau mindset agar orang selalu berpikir dan berusaha membuat lebih baik dari yang sudah ada, dengan melakukan pengamatan di tempat kerja. “Pokok strategi kaizen adalah menyadari bahwa manajemen harus berusaha untuk memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan bila ingin tetap hidup dan memperoleh laba. Kaizen telah menciptakan cara berpikir yang berorientasi pada proses dan sebuah sistem manajemen yang menunjang dan menghargai uasaha karyawan yang berorientasi pada proses dan penyempurnaan”, tambahnya.

Penelitian disertasi yang dipromotori oleh Prof. Suyata, Ph.D (Promotor) dan Sumarno, Ph.D. (Co Promotor) tersebut bertujuan untuk mengembangkan model evaluasi berbasis kaizen, yakni mengenali masalah yang muncul dalam proses pembelajaran, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi kekeliruan dan memberi peringatan awal, serta dapat digunakan untuk melakukan koreksi sendiri dalam menjamin perbaikan pembelajaran yang kontinyu, dan menghasilkan sistem informasi dan indikator yang diperlukan untuk mendukung model evaluasi tersebut.

Dosen Universitas Negeri Malang tersebut menambahkan bahwa di dalam merancang, mengarahkan, dan mengelola proses belajar mengajar guru tidak memperoleh feedback terhadap kinerjanya karena mekanisme supervisi oleh kepala sekolah dan pengawas masih belum menyentuh aktivitas pembelajaran guru di dalam kelas. Tidak ada indikator lain yang digunakan oleh sekolah dalam menilai kinerja guru menjadi salah satu penyebab tidak diketahuinya letak kekurangan atau kelebihan guru dalam mengajar. Hal ini menyebabkan usaha peningkatan prestasi siswa melalui peningkatan kinerja guru tidak maksimal karena permasalahan yang sebenarnya terjadi di dalam kelas belum diketahui dan guru tidak pernah mendapatkan feedback terhadap kinerjanya.

Hasil penelitian disertasinya menunjukkan bahwa hasil evaluasi berbasis kaizen dapat digunakan untuk mendeteksi kekeliruan dan memberi peringatan awal, serta dapat digunakan untuk melakukan koreksi sendiri. Model evaluasi ini mencakup tiga konstruk yaitu, strategi pembelajaran, perilaku pembelajaran, dan profesionalisme perencanaan. Komponen dan indikator model evaluasi didasarkan pada karakteristik kaizen yakni mengenali masalah yang muncul dalam proses pembelajaran. Model evaluasi berbasis kaizen didukung oleh instrumen evaluasi diri guru, evaluasi teman sejawat, dan evaluasi siswa yang butir-butirnya mengungkap ketiga konstruk. Karakteristik instrumen evaluasi berbasis kaizen terhadap penjaminan mutu pembelajaran di SMA yang mencakup validitas, reliabilitas, dan kepraktisan telah teruji. Sistem informasi hasil evaluasi disajikan dalam bentuk bar chart yang memuat informasi kelebihan dan kekurangan guru, rencana perbaikan yang akan dilakukan oleh guru, dan saran perbaikan untuk guru dan sekolah. Instrumen evaluasi diwujudkan dalam bentuk software disertai dengan buku manual evaluasi. (Sinta)