Tutuk Ningsih Raih Doktor Berkat Penelitian Pendidikan Karakter

Saat ini penerapan kurikulum berbasis kompetensi telah berhasil meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi di lain pihak kompetensi dalam bidang moral dan karakter terabaikan. Upaya yang cukup strategis untuk membantu penanggulangan krisi nilai-nilai karakter dapat ditempuh melalui berbagai alternatif khusunya pendidikan baik di sekolah formal maupun di luar sekolah.

Berbagai hal yang menyebabkan merosotnya nilai-nilai moral dan karakter siswa di antaranya belum adanya peraturan yang mengatur proses integrasi nilai-nilai karakter bagi siswa, kurangnya pemahaman guru tentang mengintegrasikan nilai karakter dan moral ke dalam pembelajaran, belum optimalnya peran warga sekolah dalam impelementasi pendidkan karakter dan kurangnya media pembelajaran yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran berbasis pendidikan karakter.

Itulah sekelumit hal yang melatar belakangi dosen STAIN Purwokerto, Tutuk Ningsih, S.Ag., M.Pd. melakukan penelitian untuk penyelesaian disertasinya yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto. Bu Tutuk, sapaan akrabnya, mempresentasikan ringkasan disertasinya dalam Ujian Terbuka dan promosi Doktor Program Pascasarjana UNY di Aula kampus setempat pada Rabu, 20 Agustus 2014.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menggambarkan dan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam implementasi pendidikan karakter (IPK) di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto. “Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: mendiskripsikan implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto; mendeskripsikan peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam implementasi pendidikan karakter; serta aktualisasi nilai-nilai karakter dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah”, ujarnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif-naturalistik. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto. Penentuan subjek penelitian dengan cara purposive sampling. Objek penelitian ini adalah kultur sekolah, pelaku, dan aktivitas kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK di sekolah dan kerangka konseptual pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. “Uji keabsahan data dilakukan dengan cara:  trianggulasi, analisis kasus negatif, dan member checking. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman melalui empat tahapan, yang meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan”, lanjut Bu Tutuk.

Penelitian dibawah bimbingan promotor Prof. Zamroni, Ph.D. dan Prof. Darmiyati Zuchdi, Ed.D. ini menghasilkan hal berikut ini: (1) Implementasi pendidikan karakter dilaksanakan secara terpadu melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, serta berperan sangat penting dan positif dalam pembentukan karakter di sekolah; (2) Peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK mempunyai peranan yang positif dalam pembentukan kultur sekolah yang berkarakter. Peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK di sekolah diwujudkan dalam: (a) peran kepala sekolah sebagai motivator, pemberi contoh keteladanan, pelindung, penggerak kegiatan, perancang kegiatan, pendorong, dan pembimbing; (b) peran guru sebagai pendidik, pengasih, dan pengasuh peserta didik; dan (c) peran siswa sebagai subjek didik dan pelaksana kegiatan di sekolah; (3) Aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK cenderung mengacu pada prinsip ABITA (Aku Bangga Indonesia Tanah Airku) berbasis karakter kebangsaan dan religius yang meliputi 18 nilai karakter, yaitu: (a) nilai religius, (b) kejujuran, (c) demokratis, (d) tanggung jawab, (e) disiplin, (f) peduli lingkungan, (g) peduli sosial, (h) kerja keras, (i) mandiri, (j) cinta tanah air, (k) semangat kebangsaan, (l) rasa ingin tahu, (m) gemar membaca, (n) menghargai prestasi, (o) cinta damai, (p) bersahabat/komunikatif, (q) toleran, dan (r) kreatif; dan (4) Terdapat persamaan dan perbedaan dalam IPK di kedua SMP tersebut,  persamaannya adalah implementasi nilai-nilai karakter cenderung mengacu pada nilai-nilai yang ada pada prinsip ABITA dan sama-sama mengacu pada kerangka teori yang dikembangkan oleh Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara, sedangkan perbedaannya kalau di SMP Negeri 8 melaksanakan 12 nilai karakter dan kegiatan pelajaran sekolah setiap pagi diawali dengan baca Alquran bagi siswa beragama Islam dan non-muslim sesuai agama yang dianutnya pada jam ke-0 sedangkan di SMP Negeri 9 Purwokerto melaksanakan 18 nilai karakter sesuai model ABITA sebagai pilot projek Kemdikbud yang kegiatan pelajaran dimulai setiap pagi diawali dengan “Salam ABITA” dan lagu kebangsaan, serta kegiatan kebersihan lingkungan sekolah.

Tim penguji yang diketuai Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. menyampaikan hasil sidang tim penguji bahwa promovendus mampu mempertahankan hasil penelitiannya dengan sangat baik. Oleh karena itu, Bu Tutuk berhak menyandang gelar doktor kependidikan pada prodi Ilmu Pendidikan dengan predikat Sangat Memuaskan.

Dr. Tutuk Ningsih, M.Pd. merupakan doktor ke 235 yang telah diluluskan PPs UNY dan doktor ke 32 pada prodi Ilmu Pendidikan. (Rb)