Talkshow Pernikahan Bersama Ust. Cahyadi

KMP UNY - Berbicara soal cinta dan pernikahan memang hal menarik. Serba-serbi cerita cinta mewarnai talkshow bersama Ustad Cahyadi dan Ustadzah Ida. Tidak hanya talkshow, hiburan nasyid dari Kang Deni Aden juga membuat suasana semakin meriah.

Talkshow yang diadakan pada Rabu 16 November 2016 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY dan dihadiri oleh kurang lebih 400 peserta yang berasal dari berbagai kampus dan daerah.

Salah satu alasan diadakanya Talkshow pernikahan ini adalah karna banyaknya kasus perceraian di Indonesia sehingga tercetuslah ide.

Dalam paparanya, Ust. Cahyadi mengatakan bahwa dalam pernikahan, maka seseorang tersebut harus mencintai pasangan. “Jika kita harus memilih mencintai orang yang kita nikahi atau menikahi orang yang kita cintai, maka jalan terbaik yang harus kita pilih adalah cintailah siapapun yang dinikahi,” ucapnya.

Menurutnya, sebagai pasangan harus menyadari bahwa menikah adalah proses merawat cinta. “Salah satu cara merawat cinta adalah dengan hal-hal yang berupa materi. Walalupun materi bukan segala-galanya, tidak bisa kita pungkiri bahwa dalam menjalani proses kehidupan kita tidak bisa terlepas dari uang atau hal-hal yang bersifat materi,” ucapnya.

Selain itu, merawat cinta juga ada erat kaitannya dengan prosesi akad nikah yang merupakan janji seorang laki-laki, maka suami bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan istri.
Dalam hal ini, suami memiliki peran untuk menyediakan berbagai fasilitas untuk istri guna membahagiakan istri, selain itu suami harus bisa memejamkan mata dari pandangannya terhadap wanita lain.

Lebih lanjut lagi, pemateri mengatakan bahwa harus dipahami bahwa menikah merupakan ikatan yang sangat kuat karena diikat atas nama Allah SWT dan salah satu tuntunan nabi yang surat-surat dan dokumennya dilegalkan oleh pemerintah serta disaksikan oleh keluarga dan masyarakat. “Menikah itu kegiatan yang penuh dengan kesyakralan dan terikat dalam sebuah janji suci.”

Dilihat dari segi ibadah, pernikahan secara formal dapat diikat oleh perjanjian pra-nikah (Prenuptial Agreement) dan perjanjian pasca menikah (Shighat Ta’lik). Cahyadi juga mendeskripsikan tentang fase-fase yang dilalui oleh pasangan yang sedang berumah tangga. “Terdapat lima fase dalam berumah tangga yaitu fase romantic love, dissapointed or distress, knowledge and awarness, transformation, dan tahap paling akhir yaitu real love,” ungkapnya.

Penjelasan dari Cahyadi dilengkapi oleh istrinya yaitu Ustadzah Ida. Ida menjelaskan mengenai bagaimana perempuan menanggapi kelajangannya. Menurutnya seorang perempuan harus melayakan diri untuk jodohnya dihadapan Allah SWT sehingga perempuan haruslah bersabar dan menjaga kesucian karena dengan cara tersebut Insya Allah SAMARA akan diraih.

Disela paparnya, Ida juga menceritakan tentang kebersamaannya bersama suami yang pada akhirnya menjadi sebuah pembelajaran dalam berumah tangga. “Kebersamaan antara suami dan istri bisa diperkuat dengan terus menerus mengenai dan memahami satu sama lain sehingga terdapat kesesuaian harapan antara suami dan istri,” ungkapnya.

Lebih lanjut lagi, Ida memaparkan bahwa ketika menjalin sebuah hubungan agar semakin mempererat kebersamaan. “agar kebersamaan semakin erat maka jangan racuni cinta dengan membuka kenangan masa lalu, karena setelah menikah kita bukan lagi “be your self” melainkan kita harus bisa menjadi apa yang pasangan kita inginkan,” ucapnya.

Akhirnya, pemateri menasehati agar peserta dan seluruh pasangan bisa mendedikasikan diri bersama orang yang dicintai hanya untuk Allah, maka Insya Allah syurga menanti. (HUMAS KMP UNY)