TALKSHOW FUTURE EDUCATION

TS Future Eudation

Pada hari Sabtu tanggal 28 November 2015, Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) UNY telah menyelenggarakan acara Talkshow Future Education pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Acara ini dipandu oleh Lalu Nasrulloh S.Pd dan Besti Usmafidini, S.Pd. Acara yang mengangkat tema “Menyingkap Pendidikan Indonesia Kini dan Nanti” ini dilaksanakan di ruang seminar FMIPA UNY dengan menghadirkan 6 pembicara yang kompeten dalam bidangnya. Adapun pembicara tersebut adalah Dr. Suroso, M.Th dari UNY, Dr. Hj. Akif Khilmiyah M.Ag. dari UMY, Dr. Bagus Royono, M.A dari UGM, Dr. H. Sugito, M.Si dari UAD, Dr. Karwadi, M.Ag dari UIN Sunan Kalijaga dan Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Ma’arif, tokoh nasional yang juga guru besar dari UNY. Acara ini dihadiri oleh 225 peserta yang terdiri dari mahasiswa dalam dan luar UNY. Pada acara tersebut, Arsi Dwiyani, S. Pd. dan Umar Kusuma Hadi, S.Pd bertugas sebagai moderator.

Acara Talkshow Future Education dikemas menarik dengan adanya setting cerita yang melibatkan moderator berperan sebagai penonton berita televisi. Video yang diangkat adalah kreasi peserta magang KMP UNY 2015. Video ini ditayangkan di setiap pergantian sesi diskusi. Sebagai pelengkap, Buya Syafii menyampaikan pengantar tentang pendidikan Indonesia dan pesan untuk para pejuang pendidikan di awal acara,. Buya juga menambahkan bahwa poin penting pendidikan adalah memerdekakan.

Pada sesi pertama, para pembicara mengkaji tabir pendidikan di Indonesia dari berbagai ranah serta mozaik perjalanan pendidikan Indonesia dulu dan kini. Sesi ini dibuka oleh pernyataan Dr Karwadi, M.Ag bahwa optimisme adalah 50% dari keberhasilan dan psimisme adalah 50% dari kegagalan. Pembicarapun menambahkan dalam diskusinya bahwa kunci perbaikan pendidikan adalah perbaikan sikap mental dan ruang pendidikan sebaiknya dekat dengan Tuhan yang menciptakan. Dr Bagus Riyono pun berusaha mengingatkan peserta talkshow bahwa kunci penting dalam pendidikan adalah menyadari bahwa negeri sudah tidak lagi kaya sehingga diperlukan usaha untuk bertahan dengan kekuatan yang dimiliki dan menghadapi segala kekurangan yang ada dengan penuh kesabaran dan mengubahnya sedikit demi sedikit menjadi suatu kebaikan.

Tema pembahasan yang diangkat di sesi kedua adalah secercah mimpi dan harapan pendidikan Indonesia nanti. Dalam sesi ini dijelaskan bahwa untuk mewujudkan mimpi dan harapan menciptakan pendidikan Indonesia yang lebih baik dibutuhkan usaha dari manusia dan campur tangan Tuhan. Menurut Dr Suroso, “pesan untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik adalah kita harus disiplin, jujur, dan bertanggung jawab”.

Di akhir sesi kedua, peserta dan pembicara dihibur dengan beatbox yang dibawakan oleh Cahyo Bagaskoro dari Universitas Ahmad Dahlan. Seluruh peserta menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa diiringi dengan lantunan Beatbox. Kekaguman peserta muncul dari awal hingga berakhirnya iringan beatbox tersebut. Apresiasi peserta dan pemateri terhadap hiburan tersebut sangat baik sehingga memberikan dampak pada diskusi sesi ketiga yang lebih komunikatif.

Pada sesi ketiga, diskusi yang dilakukan mengangkat tema upaya strategis membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik. Menurut Dr Karwadi, “Indonesia memiliki kekuatan yang besar untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan yang dibutuhkan adalah “sinergi”. Sementara itu, upaya yang disarankan Dr Akif Khilmiyah untuk ditanamkan kepada mahasiswa adalah keterampilan, kepemimpinan, membangun jaringan dan memberdayakan manusia. Adapun yang menjadi perhatian penting dari Dr. Suroso adalah terkait perbaikan manajemen pendidikannya. Sedangkan Dr Sugito menekankan pada empat kecerdasan yang harus dimiliki Indonesia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, beragama, dan kreativitas. Di sesi penutup, Buya Syafii memberikan pesan untuk senantiasa berusaha dalam menguasai bahasa asing dan pandai-pandailah mencuri waktu untuk membaca.

Secara keseluruhan acara berlangsung meriah. Hal ini terlihat dari antusiasme penonton yang mengikuti jalannya diskusi dengan khitmad. Beberapa pesertapun aktif bertanya seperti Lalu Nasrulloh S.Pd yang mempertanyakan kesenjangan pendidikan di daerah Lombok. Adapula mahasiswa UNY angkatan 2014 yang menanyakan kemampuan Indonesia untuk berdikari dalam bidang pendidikan. Selain itu, respon peserta terhadap acara pun baik berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur dengan beberapa peserta. Bahkan pesertapun meminta untuk diadakan kembali acara yang serupa dengan durasi waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, semoga ke depan acara seperti Talkshow Future Education dapat dilaksanakan kembali di lain waktu dengan konsep yang lebih matang dan pembahasan yang lebih mandalam (Panitia Semarak Mahakarya KMP UNY).