Syawalan sebagai Sarana Meningkatkan Diri

Syawal memiliki makna naik atau meningkat. Predikat peningkatan ini bisa diraih apabila bulan Ramadhan menjadi madrasah bagi manusia dalam menghadapi godaan syetan dan mengendalikan hawa nafsu. Syawalan bisa disebut sebagai Ijazah/Tanda Lulus menghadapi ujian di bulan Ramadhan, yang apabila lulus maka mendapatkan predikat Muttaqin (orang yang bertaqwa).

Hal di atas diungkapkan oleh KH. Drs. M. Fathul Hilal dalam Syawalan Keluarga Besar Program Pascasarjana UNY, Rabu, 5 Juli 2017 di Hotel UNY. Menurutnya, ciri orang yang bertaqwa sesuai dengan Q.S. Ali Imran ayat 134 sebagai hasil tanda ada peningkatan/syawal antara lain ada peningkatan sikap dermawan, berbagi nikmat rizki khususnya saat lebaran. “Lebih nikmat menjadi orang yang memberi daripada diberi, karena akan dekat dengan Allah, dekat dengan sesama manusia dan dekat dengan surga-Nya, “tegas mubaligh yang pernah menjadi pengasuh PP. Darul Hikmah, Sleman ini.

Orang yang bertaqwa juga mampu menahan amarah/emosinya. Setelah digembleng selama Ramadhan, manusia harus mampu menyalurkan marahnya sesuai tempatnya, dan tidak membahayakan dan menimbulkan kerusakan. Apabila marah tersalurkan kepad ahal positif makan akan menjadi semangat. Sebaliknya, jika tersalur kepada hal yang negatif maka akan disebut dengan istilah mengamuk, “tambahnya.

“Dalam momen lebaran ini terdapat tradisi yang unik, yaitu silaturahmi dan saling memaffkan. Hal ini menjadi bagian dari ciri seorang muttaqin yaitu mau memafkan kesalahan orag lain. Mari kita jadikan momentum syawalan ini sebagai sarana meningkatkan diri sesuia dengan kadar/level dan profesi kita masing-masing, “tutupnya.

Syawalan bertema “Dengan Syawalan Kita Tingktakan Kinerja PPs UNY yang Mandiri, Cerdas dan Bermartabat” ini dihadiri sekitar 300 orang civitas akademika yang terdiri atas pimpinan UNY, pengelola PPs UNY, dosen, tenaga kependidikan dan pengurus KMP UNY. Sambutan tertulis Rektor UNY yang dibacakan WR I, Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., berisi syawalan sebagai sarana peningkatan empat poin yaitu peningkatan ketaqwaan, persatuan, kepedulian terhadap sesama, dan peran manusia sebagai makhluk sosial untuk saling bekerjasama. (Rubiman).
.