PRODI PENDIDIKAN SENI PASCASARJANA UNY STUDI LABORATORIUM BUDAYA KE BALI

Rabu, 03 Oktober 2018 rombongan mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta berangkat ke Bali untuk melaksanakan kegiatan studi laboratorium budaya. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari. Empat puluh sembilan mahasiswa bertolak dari halaman rektorat UNY pada pukul 7.30 WIB menggunakan satu armada bus. Setelah menempuh perjalanan selama 18 jam, rombongan tiba Pelabuhan Gili Manuk Bali.

Perjalanan studi laboraorium hari pertama dimulai dengan melakukan kunjungan ke Tanah Lot. Nuansa sakral dan religius tinggi di Tanah Lot menjadi daya tarik bagi kami untuk mengetahui lebih dalam bagaimana cara masyarakat menjaga eksistensi tersebut dari masa ke masa. Budaya religi Bali tergambar melalui bangunan ibadah (Pura) yang berada di tepi pantai Tanah Lot, selain itu ular suci yang menjaga Tanah Lot menjadi maskot lain dari destinasi wisata budaya ini.

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke objek wisata Bedugul. Pura Ulun Danu Bratan yang terletak di tengah Danau Beratan menjadi tujuan studi laboratorium budaya kami. Pura dengan atap bertingkat simbol kepercayaan umat Hindu ini menjadi ciri khas masyarakat Bali. Hari pertama berakhir dengan dinner di Pantai Jimbaran.

Puncak dari kegiatan studi laboratorium budaya ini adalah kunjungan ke Universitas Udayana yang dilaksanakan pada hari kedua setiba di Bali, Jumat 05 Oktober 2018. Disambut oleh pihak Program Magister Kajian Budaya Universitas Udayana, rombongan mahasiswa didampingi dua dosen Bapak Dr. Drs. Matono, M. Pd, Bapak Dr. Drs. I Wayan Suardana, M. Sn, dan kaprodi Pendidikan Seni Prof. Dr. Trie Hartiti Retnowati, M. Pd. Pukul 9.30 WITA rangkaian kegiatan dialog budaya di Prodi Magister Universitas Udaya dimulai dengan sambutan dari Kaprodi Pendidikan Seni PPs UNY Prof. Dr. Trie Hartiti Retnowati, M. Pd. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Dr. Drs. I Nyoman Suarka, M. Hum., selaku koordinator Program Magister Kajian Budaya Universitas Udayana. Dialog kajian budaya menjadi puncak dari studi laboratorium yang dilakukan oleh mahasiswa PPs Pendidikan Seni UNY. Prof. Suarka merupakan ahli kajian budaya menjadi narasumber utama dalam dialog kajian budaya yang dilaksanakan. Dialog antara narasumber dan peserta berlangsung aktif, nuansa hangat semi formal hadir di dalam aula Gedung Purbacaraka Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Dalam dialog kajian budaya tidak hanya membicarakan budaya Bali dan Yogyakarta, melainkan budaya Indonesia. Kajian-kajian budaya inilah kemudian yang menjadi bekal mahasiswa dalam mempertajam wawasannya tentang budaya Indonesia, serta pisau-pisau analisis yang tepat untuk menggali budaya yang ada. Setelah dialog berakhir, acara ditutup dengan foto bersama dan pertukaran cenderamata dari kedua belah pihak.

Setelah kegiatan studi laboratorium di Program Studi Magister Kajian Budaya selesai dilaksanakan, rombongan bertolak untuk melanjutkan kunjungan ke objek wisata budaya Garuda Wisnu Kencana. Garuda Wisnu Kencana atau akrab dipanggil GWK merupakan lokasi berdirinya patung tertinggi kedua di dunia setelah patung Liberti. Patung Krisna menunggangi Garuda dirancang oleh Seniman Bali, Nyoman Nuarta pada tahun 1990 silam. Setelah 28 tahun GWK resmi dibuka untuk wisatawan lokal dan internasional. GWK dilengkapi dengan beberapa destinasi wisata seperti Wisnu Plaza, Street Theatre, Lotus Pond, Indraloka Garden, Tirta Agung, dan Amphitheatre yang semuanya bermuatan seni dan budaya. Misi mengetahui, mengenal, dan menggali seni budaya Bali terbayar ketika melakukan kunjungan ke GWK. Perjalanan studi laboratorium hari kedua berakhir di GWK.

Hari terakhir studi laboratorium budaya dilaksanakan di Bali Classic Centre (BCC). Didirikan pada tahun 2007 oleh Bapak Pande Ketut Krisna, SE. BCC merupakan taman mini Bali, di mana pengujung akan disuguhi dengan berbagai macam kesenian dan tradisi Bali. Tradisi masyarakat Bali dalam membuat ogoh-ogoh, merangkai sesaji, penggolahan hasil pertanian, serta pertinjukan seni seperti tari menjadi rangkaian kegiatan yang dapat dinikmati di BCC. Rombongan tiba di BCC pukul 12.30 WITA disambut dengan arak-arakan gamelan dan tari Topeng menuju ke ruang pertunjukan. Setelah menyaksikan tari Persembaha Sekar Jagad, mahasiswa diajak berkeliling oleh pemilik BCC. Selama berkeliling, mahasiswa diajak untuk mengenal seni, budaya, dan tradisi masyarakat Bali. Selanjutnya, mahasiswa dipersilahkan untuk menikmati pertunjukan tari-tarian khas Bali di panggung terbuka BCC. Tari Cendrawasih menjadi tari pembuka, dilanjutkan dengan tari Topeng, tari Barong Macan, dan diakhiri dengan tari Joged. Di akhir pertunjukan semua pengunjung diminta untuk menari bersama dengan penari dari BCC. Suasana hangat, ceria, dan bahagia menghiasi setiap wajah mahasiswa Pendidikan Seni PPs UNY. Suasana bahagia ini dilengkapi dengan sesi foto bersama, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata oleh Wahyuddin Ridwan, S. Pd. selaku ketua panitia Studi Laboratorium Budaya kepada Bapak Pande Ketut Krisna, SE.

Kegiatan studi laboratorium mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pascasarjana UNY berakhir di Bali Classic Centre (BCC). Pengalaman dan ilmu tentang budaya Bali sebagai salah satu budaya Bangsa Indonesia menjadi wawasan baru guna memperdalam pengetahuan di bidang seni dan budaya. Mahasiswa kembali ke Yogyakarta pada hari Sabtu, 06 Oktober 2018 dengan perasaan puas, ceria, bahagia, dan bersemangat memulai kembali aktivitas akademik di kampus tercinta.( Galuh Krispadmi)