PPs UNY Tuan Rumah Forum Pimpinan Prodi Pendidikan Seni Pascasarjana LPTK Negeri se Indonesia

Awal Oktober 2017, telah diadakan forum pimpinan Pascasarjana LPTK Negeri di Universitas Negeri Malang (UM). Salah satu keputusannya adalah rancangan didirikannya  Forum Pimpinan Prodi Pendidikan Seni. Untuk mengawalinya, Prodi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UNY ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan perdana sebagai langkah awal pembentukan Forum Pimpinan Program Studi Pendidikan Seni (FP3S) Pascasarjana LPTK Negeri se Indonesia.
Sebagai tindaklanjutnya, pada Senin – Selasa, 30 – 31 Oktober 2017, para kaprodi Pendidikan Seni Pascasarjana dari sejumlah LPTK Negeri berkumpul di Hotel UNY untuk memantapkan rancangan yang telah disusun sebelumnya. Tamu yang hadir dalam forum ini antara lain Prof. Dr. Tjejep Rohendi Rohidi, MA (UNNES), Dr. Setyo Yanuartuti, M.Si. (UNESA), Dr. Moeljadi Pranata, M.Pd. (UM), Dr. Tri Karyono, M.Sn. (UPI), Dr. I Ketut Suardika, M.Si. (UHO), Dr. Pangeran Paita Yunus (UNM), pimpinan PPs UNY, kaprodi Pend. Seni, dan beberapa dosen.
Menurut Prof. Dr. Tri Hartiti Retnowati, forum ini diharapkan menjadi salah satu upaya prodi dalam membangun komunikasi antara Departemen/Jurusan/Program Studi Pendidikan Seni se Indonesia. “Forum ini merupakan kesempatan yang baik dalam rangka kerjasama serta pengembangan Prodi Pendidikan Seni khususnya pada PPs UNY, “ungkap kaprodi Pendidikan Seni PPs UNY ini.
Sementara itu, Dr. Moch. Bruri Triyono memberikan apresiasi yang tinggi, karena sulit dan langka untuk bisa mengumpulkan pimpinan prodi dari LPTK se Indonesia. Dengan penuh semangat, Direktur PPs UNY ini menyampaikan bahwa kedudukan pendidikan seni sangat penting dan strategis. Industri kreatif menjadi tumpuan sektor ekonomi di Indonesia saat ini.  “Tahun 2016, industri kreatif menyumbang sekitar 642 T dari total PDB RI. Tahun 2017 ini naik menjadi 1000 T. Hal ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap pendidikan seni, sehingga aosiasi perlu dibentuk agarbidang ini semakin berkembang”, ungkap Bruri.
Perhatian terhadap pendidikan seni tidak hanya masalah akademik saja, akan tetapi mengarah kepada profesionalisme. Selain itu, pembinaan kompetensi individu pada mahasiswa seni, juga mampu  memberi virus kepada jurusan lain. “Seni sumbernya adalah manusia itu sendiri, beda seperti bidang teknik. Seni mampu memberikan warna dan masuk ke bidang yang lain”, tegasnya.
Terdapat berbagai macam garapan industri kreatif mulai dari desain, fashion, televisi, radio, seni pertunjukan, permainan interaktif, game, animasi, dan sejenisnya. Semakin lama industri kreatif akan semakin berkembang, berbeda dengan bidang industri lain seperti manufaktur dan sejenisnya. Sebagai contoh, di  Korea, industri kreatif semakin maju yang ditunjukkan dengan adanya K-Pop. Spot-spot foto, baju tradisional dibuat industri.
Forum yang diadakan selama dua hari ini membahas berbagai macam permasalahan bidang pendidikan seni. Topik yang dibahas antara lain program dan bentuk kerjasama antar PT, bentuk forum organisasi FP3S (AD-ART), penyesuaian kurikulum KKNI dan standar Permen DIKTI, program pengembangan kerjasama antar pimpinan prodi, hingga melebar ke arah kejasama bimbingan dan atau ujian tesis/ disertasi, visiting professor.
Suasana pertemuan yang dikemas santai dan serius menjadikan para peserta betah dan tidak merasa bosan. Topik-topik pembahasan di atas dipaparkan oleh masing-masing kaprodi dan ditanggapi serta diberi masukan oleh seluruh peserta dengan diskusi yang interaktif. Hasil akhir dari pertemuan ini antara lain draft bentuk organisasi, AD-ART, MoU, dan program kerjasama lainnya.  (Rubiman)

 

 

.