Pola Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian Lapangan

Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk pencapaian swasembada dan kedaulatan pangan, salah satunya adalah pendidikan dan pelatihan (diklat) teknis pertanian bagi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Kegiatan pelatihan bagi PPL dimaksudkan agar memiliki kemampuan membimbing petani menerapkan teknologi pertanian dalam budidiya tanaman.

Menurut Ir. Kristiyo Sumarwono, M.Sc., hingga saat ini belum ada standar mutu hasil diklat yang harus dicapai oleh para peserta diklat menyebabkan diklat menjadi tidak berbobot dan kurang mendapatkan apresiasi. Hasil ini ternyata sangat berpengaruh pada penyelenggaraan penyuluhan pertanian selanjutnya. Diklat terkesan hanya memenuhi kepentingan proyek dan tidak benar-benar untuk meningkatkan kompetensi kerja peserta diklat merupakan sebuah pemborosan tenaga, waktu, dan biaya.

Sebagai widyaiswara pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah, merasa tergugah untuk mengatasi permasalahan penyelenggaraan diklat teknis agribisnis tersebut. Oleh karenanya dalam ujian terbuka dan promosi doktor pada prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK) Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dipaparkan hasil penelitiannya. Penelitian berjudul “Efektifitas Diklat Teknis Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian Lapangan”, hadir sebagai solusi permasalahan di atas.

“Diklat dengan pola magang lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan dan merubah sikap percaya diri peserta dibanding dengan diklat berpola pendampingan dan reguler. Akan tetapi, dalam aspek pengetahuan agribisnis, persentase perubahan secara berurutan dicapai oleh peserta diklat pola pendampingan, disusul pola magang, dan reguler”, tutur alumni Fakultas Pertanian UGM ini.
“Untuk aspek keterampilan agribisnis terbesar dicapai melalui diklat pola magang, lalu pola pendampingan dan reguler. Sedangkan untuk aspek sikap percaya diri terbesar didapat melalui diklat pola magang, disusul pola pendampingan, dan reguler”, tambahnya.

Di hadapan dewan penguji, hasil penelitian dengan bimbingan intensif oleh Prof. Sukardi, Ph.D. dan Prof. Soenarto, Ph.D. ini memberikan rekomendasi kepada badan diklat agar pola diklat teknik khususnya agribisnis seharusnya didasarkan pada aspek yang ingin ditingkatkan. Selain itu, diklat dengan pola magang dan magang secara umum memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pola reguler khususnya untuk diklat teknis agrbisnis.

“Agar memberikan makna yang lebih baik kepada peserta dan lembaga diklat, maka untuk pola reguler dapat tetap dilaksanakan dengan porsi kegiatan praktik yang lebih banyak daripada teori klasikal. Penambahan dan pengayaan materi khususnya perencanaan agribisnis dan pemasaran hasil pertanian kepada peserta untuk membangun jiwa usaha agribisnis”, tambahnya.
Akhirnya melalui ujian terbuka ini, alumni Asian Institute of Technology Thailand ini berharap agar diklat teknis agribisnis terus diselenggarakan guna meningkatkan kinerja PPL dalam membawa perubahan taraf hidup petani dan keluarganya yang lebih baik melalui pengembangan usaha agrbisnis.

Berkat kegigihannya mempertahankan argumentasi atas pertanyaan, saran, dan masukan dari dewan penguji, penelitian ini menghantarkannya meraih gelar doktor kependidikan dalam bidang PTK. Dr. Kristiyo Sumarwono, M.Sc. merupakan doktor ke 297 yang telah dilahirkan oleh PPs UNY. (Rubiman).