Perlunya Profesionalisme Pengawas SMK dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik

Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta kembali mengadakan ujian terbuka dan promosi doktor. Kali ini giliran Elfi Tasrif yang diuji untuk penentuan kelulusan pendidikan doktoralnya pada program studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.

Pada hari Sabtu, 24 September 2016, dosen Jurusan Elektronika FT UNP ini mempromosikan hasil penelitiannya dalam karya disertasi berjudul “Profesionalitas Pengawas dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik di Dinas Pendidikan Kota Padang”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh tidak profesionalnya pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik. Selain itu, rendahnya penguasaan enam kompetensi dasar sebagai pengawas, khususnya kompetensi supervisi akademik yang masih sangat rendah.

Menurut alumni S2 Teknik Elektro UGM tersebut, saat ini komposisi pengawas sekolah di kota Padang sangat tidak ideal. Jumlah pengawas sangat terbatas bila dibandingkan dengan jumlah guru, yaitu 1:134, sangat jauh dari komposisi idel yaitu 1:40. “Pelaksanaan kepengawasan di Dinas Pendidikan Kota Padang secara umum memprihatinkan, dilakukan tanpa didasari perencanaan yang matang, tidak memiliki kecakapan yang memadai, kurang memiliki jiwa kepemimpinan, dan kurang mulusnya hubungan dengan pemangku kepentingan, “ungkapnya

Dalam hal rekrutmen dilakukan tanpa didahului dengan analisis kebutuhan, sehingga distribusi pengawas tidak berimbang dengan program keahlian yang ada. Mekanisme kontrol pelaksanaan pengawasan juga tidak berjalan secara optimal. Penilaian kinerja guru yang dituangkan dalam laporan tidak pernah dianalisis secara substansial sehingga timbul efek domino dalam kepengawasan yang berakibat laporan dibuat asal-asalan, repetitif, dan substansinya sulit dipertanggungjawabkan. Bahkan supervisi pun akan dilakukan secara asal-asalan.

“Sementara itu, profesionalitas pengawas sekolah masih rendah tidak sesuai dengan Standar Mutu Pengawas. Hal ini terindikasi dengan rendahnya motivasi, tidak adanya kebanggan terhadap profesi pengawas, tidak mandiri, melakukan pembinaan tidak terencana bahkan di luar bidang keahliannya, dan komunikasi verbal pengawas dengan guru kurang baik. Selanjutnya proses supervisi terutama supervisi akademik berlangsung dalam kondisi yang kurang menguntungkan atau tidak sesuai dengan standar yang ditentukan Kemendikbud, khususnya terkait dengan sejumlah kendala seperti rendahnya kemampuan pengawas dan profesionalitas pengawas, “imbuhnya

Dari temuan di atas, dosen yang menjadi anggota Jarlitbang Pendidikan Kota Padang ini berharap perlu dikembangkan mekanisme pengendalian proses supervisi dan pelaporan yang lebih terukur. Hal ini ditempuh agar setiap proses yang dilakukan pengawas sekolah dapat diukur dan dievaluasi. Selain itu, rekrutmen pengawas SMK perlu menggunkan pola “lelang jabatan” atau rekrutmen terbuka, sehingga ada upaya mengikat yang lebih terhadap pengawas untuk dapat bekerja sungguh-sungguh dan rekrutmen dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan.

“Selanjutnya mekanisme kepengawasan perlu dilakukan langsung atau online, sehingga guru, kepala sekolah, Dinas Pendidikan, dan stakeholder terkait dapat mencermati proses dan penilaian yang dilakukan pengawas secara langsung untuk meminimalisir unsur rekayasa dan isian fiktif. Pengawas seharusnya melakukan penelitian tindakan sekolah setiap tahunnya,  senantiasa menuliskan ide-ide dan pengalaman mereka dalam bentuk karya tulis lalu mempublikasikannya, “tutupnya.

Berkat bimbingan secara intens lintas pulau dari Padang – Jogja yang melibatkan promotor Prof. Dr. Kasman Rukun dan Prof. Dr. Husaini Usman ini berhasil mengantarkan Elfi meraih gelar doktor kependidikan  ke 341 di PPs UNY dan 101 pada prodi PTK. (Rubiman)