Peran HEPI Untuk Mewujudkan Penilaian Pendidikan Yang Bermutu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, Ph.D. mengharapkan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) terus berpartisipasi dan berkolaborasi bersama Kemdikbud dan pelaku pendidikan  untuk mewujudkan penilaian pendidikan yang bermutu.

“Selain buku, evaluasi dan penilaian pendidikan merupakan faktor kunci peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan. Pemerintah memandang HEPI merupakan organisasi profesi yang penting dan strategis sebagai mitra pemerintah dalam peningkatan mutu pelaksanaan penilaian pendidikan, " tutur Anies saat menjadi keynote speaker dalam International Conference On Educational Research and Evaluation (ICERE) 2016 di Ruang Sidang Utama Universitas Negeri Yogyakarta, Senin 30 Mei 2016.

Anies berharap HEPI mampu menawarkan terobosan-terobosan jitu dan inspiratif terkait empat isu utama bidang penilaian pendidikan. Pertama, menurut Anies, pemerintah sangat berharap HEPI mampu memformulasikan sistem penilaian ekosistem pendidikan yang komprehensif dan resiprokal namun sederhana, powerful, dan mudah dilaksanakan. Beliau juga berujar bahwa saat ini terjadi pergeseran paradigma penilaian yang menekankan pada pengukuran kreativitas, berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan karakter.

Anies juga memberikan tantangan kepada HEPI untuk terus mengedukasi publik tentang pentingnya pemaknaan terhadap angka-angka hasil pengukuran, dan merumuskan kembali indikator penilaian pendidikan yang kekinian dan mampu mengantisipasi masa depan. “HEPI harus bisa merumuskan suatu strategi untuk meyakinkan masyarakat tentang kekhasan alat penilaian dilihat dari fungsi, tujuan, dan karakteristik alat ukur lengkap dengan keterbatasan sekaligus kelebihannya,” kata Mendikbud.

Menurut ketua panitia, Prof. Djemari Mardapi, Ph.D., workshop dan konferensi internasional tahunan HEPI ini bertujuan menginformasikan perkembangan mutakhir sistem evaluasi dan penilaian pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam  penilaian pendidikan. Konferensi internasional dengan tema “Asesmen untuk Peningkatan Mutu Siswa” ini diikuti sebanyak 252 peserta dan 124  pemakalah,  dari  para pakar penilaian dan evaluasi pendidikan, dosen, guru, praktisi pendidikan dari dalam dan luar negeri.

Sebelum konferensi inti, acara tahunan ini selalu diselenggarakan pre-conference workshop. Kali ini panitia mengangkat dua masalah, yaitu tentang  Pengantar Konseptual Model Rasch dengan narasumber Jahja Umar, Ph.D., dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta, dan Measuring  Higher Order Thinking (HOT) dengan narasumber Heru Widiatmoko, Ph.D., peneliti American College Testing (ACT), Iowa AS.

Selanjutnya pembicara tamu dalam konferensi ini adalah Prof. Geoff Master, Ph.D Direktur dari Australian Council for Educational Research (ACER), yang  memaparkan paper tentang Asesmen untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa. Selain itu, dihadirkan  juga Prof. Frederick  Leung, Ph.D. dari Universitas Hong Kong, yang menyampaikan paper tentang Asesmen Internasional untuk Peningkatan Penilaian Kelas. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D. hadir sebagai pembicara yang membahas Indeks Integritas UN.

Bahrul Hayat, Ph.D. selaku Ketua Umum HEPI merasa prihatin dengan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Sementara solusi yang diberikan kurang strategis dan komprehensif. “Rendahnya mutu Pendidikan di Indoensia, salah satunya disebabkan belum membudayanya pelaksanaan penilaian pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, HEPI sebagai lembaga profesional dan independen, melalui workshop dan konferensi ini ingin memberikan kontribusi konkrit untuk peningkatan kompetensi guru dalam melakukan penilaian, “ucap mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama tersebut.

Pelaksanaan konferensi ini, tambahnya, sangat tepat mengingat  para siswa SMA dan SMP sederajat baru saja menyelesaikan Ujian Nasional pada bulan April dan Mei 2016.  Dengan demikian, para guru yang mengikuti workshop dan koferensi ini, diharapkan dapat melakukan perbaikan dalam melakukan penilaian kelas dan tingkat satuan Pendidikan. “Peningkatan kompetensi guru dalam melakukan asesmen di kelas sebagai assessment for and as learning harus diperkuat”, jelas Bahrul Hayat.

Dalam kesempatan tersebut Bahrul Hayat juga mengundang secara terbuka kepada participant dari berbagai profesi yang tertarik bergabung menjadi member HEPI. “Dengan keragaman ini HEPI dapat menghimpun sumber daya untuk mengembangkan tenaga dan pikiran bagi pengembangan bidang penilaian dan evaluasi pendidikan sepagai upaya peningkatan mutu Pendidikan”, tutunya.

Dalam perhelatan HEPI ini, selain ada teken MoU antara ACER dan UNY, panitia juga memberikan penghargaan prestasi sepanjang hayat berupa Sumadi Suryabrata Lifetime Achievement Award kepada tokoh yang memberikan kontribusi dalam bidang pengukuran, penilaian, dan evaluasi Pendidikan. Pada tahun 2016 ini, berkat dedikasi dan sepak terjangnya, terpilih Jahja Umar, Ph.D. sebagai penerima penghargaan tersebut. Selain itu,  mulai tahun 2016 HEPI juga memberikan penghargaan tesis dan disertasi terbaik. Terpilih Sri Wahyuni, M.Pd. dan Dr. Rachmawati, M.Ed. yang berhak menerima penghargaan itu.

Sebagai penutup rangkaian konferensi, diadakan ramah tamah yang dikemas dalam Temu Alumni dan anggota HEPI. Acara ini dikemas dengan santai dan penuh keakraban, alumni dan anggota dari seluruh Indonesia berkumpul dan membaur menjadi satu. Pada akhirnya diputuskan gelaran tahunan HEPI untuk tahun 2017 bertempat di provinsi Kalimantan Selatan. (Rubiman).