PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL SMA DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Kabupaten Kepulauan Meranti termasuk salah satu kawasan pengembangan ketahanan pangan nasional karena merupakan penghasil sagu terbesar di Indonesia. Selain itu masih ada kelapa, karet, kopi, pinang dan perikanan. Akan tetapi potensi-potensi daerah yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, seperti sagu, karet, kelapa, pinang dan perikanan belum bisa sepenuhnya menjadi sarana kreatifitas masyarakat di kabupaten tersebut.

Berdasarkan masalah diatas Dedek Andrian yang merupakan mahasiswa S3 Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, berpendapat bahwa perlu sebuah solusi agar masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti mampu menjadikan potensi daerah sebagai sarana kreatifitas yang dapat menjadi sumber penghasilan utama dalam upaya peningkatan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Ia juga berpendapat bahwa sebuah sistem yang mengakomodir kebutuhan pemerintah daerah dalam upaya mengembangkan potensi daerah melalui kurikulum pendidikan yang dikemas dalam bentuk kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.

Hal inilah yang mendorong Dedek untuk mengembangkan model evaluasi kurikulum muatan lokal SMA sebagai Disertasinya. Tujuannya adalah untuk menghasilkan model evaluasi kurikulum muatan lokal, yang terdiri dari panduan evaluasi, panduan penskoran dan instrumen evaluasi yang akurat untuk mengevaluasi kurikulum muatan lokal SMA di Kabupaten Kepualaun Meranti.

Disertasi ini melalui empat tahap, yaitu Investigasi awal, Tahap desain, Tahap Uji coba, Evaluasi, Revisi dan tahap implementasi. Dedek mengatakan bahwa penelitiannya menunjukkan beberapa hasil yaitu model evaluasi kurikulum muatan lokal SMA meliputi 5 komponen evaluasi, yaitu komonen konteks, input, proses, produk dan outcome, dapat digunakan untuk mengevaluasi kurikulum muatan lokal, panduan evaluasi, panduan penskoran dapat digunakan untuk mengevaluasi kurikulum muatan lokal dan model evaluasi kurikulum muatan lokal efektif dan layak digunakan untuk mengevaluasi kurikulum muatan lokal, karena didukung dengan instrumen yang valid dan reliabel. (LCM)