Pengembangan Model Evaluasi Implementasi Program RSBI di SMA Berbasis Kondisi Sekolah

Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan implementasi program RSBI di sekolah perlu dilaksanakan evaluasi. Dalam proses pelaksanaan evaluasi dibutuhkan model evaluasi beserta instrumen pengukurannya. Model evaluasi yang sudah ada belum sepenuhnya mampu mengungkap data dan informasi yang sesuai kebutuhan dan permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Demikian papar Dr. Esti Setiawati dalam Ujian Terbuka Doktor pada Kamis (13/12) di Aula PPs UNY. Doktor ke-155 PPs UNY tersebut menyelesaikan studinya dalam waktu 52 bulan dengan predikat Sangat Memuaskan. Esti dalam penelitiannya mencoba menghasilkan suatu model evaluasi implementasi program RSBI SMA berbasis kondisi sekolah yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi diri sekolah dalam pelaksanaan program RSBI.

Di hadapan dewan penguji yang diketuai Wardan Suyanto, Ed.D., Prof. Dr. Yoyon Suryono (Sekretaris), Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. (Promotor I), Prof. Zamroni, Ph.D. (Promotor II), F.X. Sudarsono, Ph.D. (Penguji I), dan Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S. (Penguji II), Esti menjelaskan bahwa penelitiannya untuk menghasilkan produk berupa instrumen evaluasi implementasi program RSBI SMA berbasis kondisi sekolah beserta pedoman evaluasi,  pedoman pengolahan data, dan pelaporan hasil evaluasi yang dapat digunakan untuk pembinaan dalam rangka pengembangan program RSBI di Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian pengembangan tersebut menggunakan pendekatan R&D yang diadaptasi dari desain model  Borg & Gall. Langkah pengembangan terdiri dari tiga tahap yakni tahap pengembangan desain model evaluasi, uji coba model, dan diseminasi.

Doktor ke-102 di Prodi PEP yang juga seorang guru di SMA N 1 Bambanglipuro tersebut memaparkan temuannya bahwa pengembangan indikator instrumen dalam model evaluasi implementasi program RSBI dilakukan berdasarkan karakteristik dan prinsip-prinsip pengembangan program RSBI di SMA, khususnya komponen sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana belajar, kultur sekolah, kualitas pembelajaran, dan manajemen pengelolaan sekolah. Selanjutnya, validitas instrumen evaluasi yang dikembangkan telah teruji melalui penilaian para ahli (expert judgement) dalam validasi internal dan eksternal, serta melalui analisis faktor.  Sebagai pedoman dalam penerapan, telah disusun buku panduan dalam bentuk booklet yang berisi pendahuluan, makna dan tujuan evaluasi, komponen model evaluasi, prosedur evaluasi, dan laporan hasil evaluasi. 

Selain itu, pedoman Evaluasi Implementasi Program RSBI SMA berbasis Kondisi Sekolah (Pedoman EIP-BKS) yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai alternatif alat evaluasi diri sekolah dalam implementasi program RSBI, yang bisa dilakukan oleh otoritas sekolah seperti kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, maupun komite sekolah. Pedoman EIP-BKS tersebut dapat pula digunakan untuk mengevaluasi SMP RSBI dan SMK/MA RSBI dan disesuaikan dengan karakteristik di sekolah tersebut. (Sinta)