Pengembangan Instrumen Bakat Keguruan (IBKg) bagi Calon Mahasiswa LPTK

Pengaruh guru terhadap proses dan hasil pendidikan tidak diragukan lagi. Namun beberapa temuan penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan tentang ideal guru, maka hal ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memperoleh faktor dominan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran.

Selanjutnya karakter guru sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan peserta didik serta keberhasilan pendidikan, namun pembentukan karakter calon guru belum mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini perlu dilakukan kajian mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, saat ini juga belum tersedia instrumen yang mengungkap karakter calon guru yang dapat digunakan dalam seleksi calon guru atau calon mahasiswa keguruan.

Pada umumnya, seleksi masuk peguruan tinggi untuk calon guru maupun calon mahasiswa keguruan masih dipergunakan tes prestasi akademik belum menggunakan  tes yang terkait dengan keguruan. Hal inilah yang mendorong dosen asal Bantul, Yogyakarta yang mengabdi di FKIP Universtas Bengkulu, Wasidi, M.Pd. untuk mengembangkan sebuah instrumen bakat keguruan akan memberikan sumbangan yang signifikan bagi LPTK khususnya dalam seleksi calon mahasiswanya.

Pada saat ujian terbuka dan promosi doktor Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jumat, 23 Oktober 2015, mahasiswa S3 PEP ini memaparkan sebuah temuan untuk menjawab tantangan di atas. Temuan tersebut tertuang dalam karya disertasi yang berjudul Pengembangan Instrumen Bakat Keguruan (IBKg).

Dalam instrumen yang disusun tersebut menunjukkan bahwa instrumen bakat keguruan terdiri atas tiga dimensi yaitu kreativitas pedagogi, komitmen pedagogi, dan kecerdasan emosi. Dalam konstruk kreativitas pedagogi terdiri atas kecepatan, keluwesan, keaslian, dan elaborasi berpikir. Sedangkan pada komitmen pedagogi menangani masalah motivasi, penyelesaian, tanggungjawab, dan keuletan terhadap menjalankan tugas.

Konstruk yang terakhir yaitu kecerdasan emosi yang berisi masalah mengenali dan mengelola emosi diri,  memotivasi diri, meningkatkan empati, dan membina hubungan dengan orang lain.

Dewan penguji disertasi PPs UNY yang terdiri atas Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. (ketua), Prof. Dr. Sudji Munadi (sekretaris), Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. (promotor), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (promotor), Sumarno, Ph.D. (penguji internal), dan Prof. Dr. Soesanto (penguji eksternal) satu per satu memberikan penilaian, masukan, saran, dan pertanyaan. Hal yang diajukan oleh tiap penguji tersebut mampu ditanggapi dengan baik oleh Wasidi. Oleh karena itu, hasil sidang dewan penguji memutuskan mahasiswa Angkatan 2010 ini berhak mendapatkan gelar doktor kependidikan dalam bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) dengan predikat Sangat Memuaskan.

Dr. Wasidi, M.Pd. merupakan doktor ke 291 di PPs UNY dan ke 162 pada prodi PEP. Dari hasil penelitian ini, promotor dan pengjuji mengharapkan instrumen bakat keguruan dapat digunakan oleh LPTK sebagai tes bakat calon mahasiswa.  (Rubiman)