Pendayagunaan Modal Sosial Untuk Menunjang Vitalitas dan Mutu Sekolah

Saat ini modal sosial belum mampu diidentifikasi oleh kepala sekolah secara optimal, baik yang berada pada internal maupun eksternal sekolah. Realita yang ada masih banyak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta yang belum memanfaatkan dan mendayagunakan modal sosial untuk kehidupan sekolahnya. Padahal, modal sosial sangat penting guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sekolah bersangkutan.

Dalam kajian yang mendalam, di Kabupaten Sleman terdapat 52 SMP Swasta yang di dalamnya terdapat variasi vitalitas sekolah. Variasi tersebut tergambar dalam kinerja sekolah pada lima tahun terakhir yang menunjukkan kategori baik, sedang, dan kurang. Perbedaan kinerja sekolah tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan pengelolaan pendidikan dalam pendayagunaan dan pemanfaatan potensi modal sosial.

Adalah dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Suwadi, S.Ag., M.Pd., M.Ag. mengemukakan hal tersebut dalam Ujian Terbuka dan Promosi Doktor di Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (PPs UNY), Selasa (01/12/2015).

Promovendus mengangkat karya disertasi berjudul “Modal Sosial dan Vitalitas Sekolah Menengah Pertama Swasta di Yogyakarta”. Hasil karya penelitian atas bimbingan Prof. Suyata, Ph.D. dan Sumarno, Ph.D. tersebut mampu mengantarkan Suwadi meraih gelar Doktor Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan dari PPs UNY dengan predikat sangat memuaskan. Dr. Suwadi, S.Ag., M.Pd., M.Ag. merupakan doktor ke 296 di lingkup PPs UNY.

Menurut Suwadi, pendayagunaan modal sosial bisa meningkatkan vitalitas sekolah swasta. Vitalitas di sini merupakan nama lain dari konsep sekolah efektif yang memiliki kemampuan mengenali dan mendayagunakan modal sosial merupakan fungsi dari orientasi nilai yang diyakini sekolah. Semakin tinggi kemampuan mengenali dan mendayagunakan modal sosial, meskipun orientasi nilainya kecil, sekolah masih efektif. Sebaliknya semakin tinggi orientasi nilai sekolah, meskipun kemampuan mengenali dan mendayagunakan modal sosial rendah, maka sekolah tersebut masih efektif. Modal sosial tidak ada artinya jika tidak dikenali dan didayagunakan secara maksimal untuk peningkatkan mutu pendidikan di sekolah bersangkutan.

"Pemanfaatan modal sosial di sekolah tentu digerakkan oleh nilai yang dibiasakan. Nilai tersebut menjadi pegangan untuk mendinamisasikan modal sosial sekolah, yang digerakkan oleh aktor sekolah, dari guru, siswa sampai seluruh sivitas sekolah bersangkutan," katanya.

“Kebijakan sekolah dalam memanfaatkan modal sosial ditunjukkan oleh integritas sekolah dalam program pengembangan akademik, sumber daya manusia, sistem pendanaan, dan budaya lokal. Melalui program tersebut aset sekolah didayagunakan menjadi sumber daya untuk diversifikasi program akademik, meningkatkan kuantitas dan kualitas siswa, guru, dan karyawan, bantuan dan dukungan finansial, relasi jaringan sekolah, dan kepemimpinan sekolah, “tutupnya. (Rubiman).