PELATIHAN ANALISIS INSTRUMEN PENELITIAN

Pada hari Sabtu tanggal 28 Maret 2015 Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) S2 dan Pendidikan Matematika (PMat) S2 Program Pascasarjana UNY memiliki agenda bersama lagi. Kedua Prodi tersebut bekerjasama untuk mengadakan kegiatan pelatihan analisis instrumen penelitian. Kegiatan ini bertempat di Ruang Aula Lt. 3 Gedung Baru PPs UNY.

Peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri atas mahasiswa PEP, PMat, dan PMat P2TK S2 sebanyak 64 orang mahasiswa. Para peserta sangat antusias mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan ini. Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB.

Pada sesi pertama, para peserta mendapatkan materi tentang “Karakteristik Instrumen” yang disampaikan oleh Dr. Samsul Hadi, M.Pd., M.T. Beliau mengemukakan bahwa kualitas tes atau butir soal penyusun tes yang baik dapat dilihat dari karakteristikya. Karakteristik tes atau butir dapat diketahui dengan dua pendekatan teori. Kedua pendekatan tersebut yakni teori tes klasik dan teori respons butir.

Pada sesi selanjutnya, Dr. Heri Retnowati menyampaiakan materi terkait “Validitas dan Reliabilitas Instrumen”. Instrumen yang baik harus memenuhi syarat valid dan reliabel. Hal ini bertujuan agar data yang akan diukur dengan instrumen tersebut benar-benar valid dan reliabel sehingga hasil penelitiannya valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Validitas akan menunjukkan dukungan fakta empiris dan alasan teoretis terhadap terhadap interpretasi skor tes, dan terkait dengan kecermatan pengukuran. Validitas itu dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu: (1) validitas kriteria (criterion-related), (2) validitas isi, dan (3) validitas konstruk. Sementara itu, koefisien reliabilitas dapat diartikan sebagai koefisien keajegan atau kestabilan hasil pengukuran. Alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang mampu membuahkan hasil pengukuran yang stabil dan hasil pengukuran mendekati keadaan peserta tes yang sebenarnya.

Setelah penyampaian materi tersebut selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/diskusi. Para peserta berlomba-lomba untuk mengajukan pertanyaan kepada pembicara. Hal ini dapat disadari karena rata-rata para peserta pelatihan ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir sehingga sangat membutuhkan informasi tentang analisis instrumen. (Eka Ary)