ONE FOR ALL, ALL FOR ONE

Jumat (22/12) Pernahkah kalian berpikir bagaimana cara Wright bersaudara menyatukan konsep mereka dalam menciptakan model pesawat terbang ? Dua orang yang walaupun bersaudara namun memiliki ide dan kepribadian yang berbeda. Kebersamaan, kekompakan dan rasa saling mengertilah yang menyatukan mereka, menyatukan persepsi dua orang yang berbeda. Kerja sama merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai sebuah cita-cita besar. Kebersamaan dan kekompakan perlu kita lakukan untuk membesarkan diri kita dan orang lain. Bangunlah kebersamaan dan kekompakan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan jangan membangun kebersamaan dan kekompakan dalam keburukan, buka Dr. Widiyanto, M.Kes. mewakili Kaprodi S2 Ilmu Keolahragaan Prof. Dr. Suharjana, M.Kes, dalam penyampaian materinya di acara Malam Keakraban yang diadakan oleh Mahasiswa S2 Ilmu Keolahragaan UNY angkatan 2018.

Mengusung konsep one for all, all for one, menurut Widiyanto, Nalarnya adalah bagaimana setiap anggota tim merupakan penentu kesuksesan bagi semuanya dan begitu juga sebaliknya bahwa semua anggota merupakan kekuatan kesuksesan bagi masing-masing anggota. Dan hal ini akan mengikat semua anggota tim untuk sadar bahwa mereka semuanya merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga perlu adanya kerja sama dan kejujuran untuk mewujudkan suatu tujuan, lanjut Widiyanto lagi dalam acara yang diadakan di Vila Hawila ini.

Selain itu, prinsip dari satu untuk semua-semua untuk satu (one for all, all for one) juga sangat bermanfaat untuk perkembangan kedewasaan diri. Di acara yang dihadiri 40 mahasiswa S2 IKOR ini, Widiyanto menekankan ketika seseorang menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kesatuan dengan orang lain akan memicu sikap positif untuk menghargai dan menghormati orang lain. Lebih spesifik lagi yaitu bagaimana menempatkan atau memposisikan diri bahwa ada kesuksesan yang membutuhkan bantuan orang lain sehingga tidak lupa diri atau menyombongkan diri, tutup Widiyanto dalam penyampaian materinya. (ant)

.