Nuryadin E. Raharjo, Doktor ke 283 PPs UNY

Pemerintah berharap dengan adanya SMK bisa membantu mengurangi jumlah pengangguran di Indoensia. Selain terserap sebagai tenaga kerja yang terampil, mereka juga diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Dengan kata lain lulusan SMK diharapkan memiliki karakter dan berjiwa wirausaha sehingga nantinya dapat berkembang di dunia kerja. Untuk menciptakan wirausaha dari lulusan SMK diperlukan sebuah metode pendidikan karakter kewirausahaan.

Pelaksanaan pendidikan karakter dan budaya kewirausahaan di SMK dapat dilakukan melalui berbagai upaya. Usaha tersebut antara lain dengan menanamkan pendidikan kewirausahaan ke dalam semua mata pelajaran, bahan ajar kewirausahaan, ekstrakurikuler, dan pengembangan, dan pengembangan diri. Selain itu, bisa dilakukan melalui pengembangan kurikulum yang bermuatan pendidikan kewirausahaan, menumbuhkan karakter dan keterampilan berwirausaha. Menumbuhkan budaya wirausaha di lingkungan SMK melalui kultur sekolah juga bisa dijadikan pilihan.

Itulah sekelumit pengantar yang dipaparkan Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd. dalam sidang ujian terbuka promosi doktor di Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat (28/8/2015). Dewan penguji yang terlibat antara lain Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. (ketua merangkap penguji), Prof. Soenarto, Ph.D. (sekretaris merangkap penguji), Prof. Darmiyati Zuchdi, Ed.D. (penguji internal UNY), Prof. Dr. Rahmawati (penguji eksternal/UNS), dan dua promotor Prof. Sukardi, Ph.D., dan Prof. Dr. Husaini Usman.

Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY ini menyampaikan hasil penelitian disertasinya yang berjudul “Pendidikan Karakter Kewirausahaan Melalui Kultur Sekolah (PKK-KS) di Sekolah Menengah Kejuruan”. Promovendus melakukan penelitian di SMK 2 Depok Sleman, dan SMK 2 Pengasih Kulon Progo dengan melibatkan warga sekolah, dokumen, dan kultur sekolah.

Dalam penelitiannya ditemukan hal-hal berikut ini bahwa PKK-KS di SMK dilakukan pada kultur sekolah di bidang kewirausahaan melalui lima artifak dimensi verbal/konseptual, lima artifak dimensi tingkah laku/behavior, empat artifak dimensi fisik/material.”Dari 18 karakter kewirausahaan yang ditemukan dalamproses PKK-KS terdapat 17 karakter yang dominan dalam dimensi verbal/konseptual, 8 karakter dominan dalam dimensi tingkah laku/behaviorral, dan 7 karakter dalam dimensi fisik/material, “ungkapnya.

Lebih lanjut suami dari Ratna Setyarini, S.Pd., ini mengemukakan bahwa strategi yang dipergunakan PKK-KS di SMK meliputi pemberdayaan, pembelajaran, penilaian, keteladanan, pembiasaan, dan penguatan yang menghasilkan  karakter dominan masing-masing sejumlah 14, 11, 11, 8, 8, dan 8.

Dalam penelitian ini ditemukan teori PKK-KS di SMK yang dilakukan dengan menggunakan enam strategi (pemberdayaan, pembelajaran, penilaian, keteladanan, pembiasaan, dan penguatan) dapat menghasilkan 18 karakter kewirausahaan. Implementasi PKK-KS ini akan dipengaruhi oleh faktor figur, kultur, dan struktur.

Agar penelitian ini bisa bermanfaat, promovendus berharap bisa mendapatkan dukungan dari stakeholder pendidikan terkait. Sehingga tujuan dari penelitian dapat dicapai oleh SMK secara umum. Dengan sendirinya jumlah pengangguran lulusan SMK dapat dikurangi dengan lahirnya para wirausaha dengan lapangan kerja baru.

Setelah mendapatkan tanggapan yang memuaskan dari promovendus atas pertanyaan, masukan, dan saran yang diberikan setiap penguji, akhirnya bapak 2 anak ini berhasil dinobatkan sebagai doktor kependidikan bidang PTK yang ke 85 dan ke 283 di PPs UNY. (Rubiman)