Nurlaila Doktor Pertama Ilmu Pendidikan Bahasa UNY

Nurlaila, M.A., berhasil menorehkan prestasinya dengan menjadi doktor pertama untuk program studi S3 Ilmu Pendidikan Bahasa (IPB)  Program Pascasarjana UNY. Staf pengajar di IAIN Batu Sangkar Sumatera Barat ini dinilai mampu mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Maharah Al-Qira’ah Berbasis Kompetensi Gramatikal dan Wacana untuk Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PMQ-BKGW)”. Hasil penelitiannya dipaparkan dalam sidang ujian terbuka pada Rabu, 12 April 2017 di hadapan dewan penguji yang beranggotakan Prof. Sugirin, Ph.D. (ketua), Prof. Dr. Haryadi (sekretaris), Prof. Dr. Pratomo Widodo (promotor), Dr. Sukamto, M.A. (co-promotor), (Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (penguji), dan Prof. Dr. Ajat Sudrajat (penguji).

Dalam paparannya, wanita 37 tahun ini mengungkapkan bahwa maharah al-qira’ah (keterampilan membaca) merupakan hal yang penting dan mendasar dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa asing termasuk bahasa Arab. “Membaca merupakan keterampilan paling penting disamping istima’ (menyimak), kalam (berbicara), dan kitabah (menulis). Melalui membaca mahasiswa akan belajar informasi baru dan mampu mensintesis, mengevaluasi, serta menafsirkan untuk mempelajari lebih lanjut tentang suatu materi pelajaran, “ungkapnya.
Tujuan utama pembelajaran lebih pada sisi kemampuan pemahaman teks-teks/nas bahasa Arab, baik di dalam Al-Qur’an, hadits, maupun jenis terbitan lainnya. Namun dengan beragamnya input Prodi Pendidikan Bahasa Arab yang berlatar belakang pendidikan SMA, SMK, MAN, Ponpes, Hafidz, dan lainnya, perlakuan khusus diperlukan agar pada akhir tahun pertama penguasaan tata bahasa dan wacana telah dapat memenuhi persyaratan minimal sebagai pembaca pemahaman yang lancar.

“Studi lapangan pada jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di IAIN Padang, IAIN Bukittinggi, dan IAIN Batu Sangkar, kami menemukan fakta bahwa mata kuliah maharah al qora’ah (MQ) masih memiliki perbedaan bobot sks yaitu 4-6 sks (MQ 1, MQ 2, MQ 3) pada ketiga institusi tersebut. Selain itu, hasil analisis pada siabus mata kuliah tersebut juga belum sistematis. Akibatnya terjadi tumpang tindih antara muatan silabus MQ 1, MQ 2, dan MQ 3, “tambahnya.

Lebih lanjut, wanita yang berhasil meraih gelar magister kedua di PPs UIN Sunan Kalijaga di tengah-tengah kesibukan menyelesaikan disertasinya ini menambahkan bahwa Standar Kompetensi (SK) yang dirumuskan juga masih sangat umum sehingga tidak menggambarkan kemampuan tertentu yang harus dimiliki mahasiswa setelah menempuh mata kuliah MQ. Di samping itu, kompetensi dasar (KD) yang dirumuskan tidak menjabarkan SK yang ada. Apabila dihubungkan dengan pembelajaran MQ pada jurusan PBA, maka rendahnya mahasiswa dalam memahami teks /nas adalah karena kelemahan pada kompetensi gramatikal dan wacana. Oleh karena itu, sebelum membaca teks/nas perlu dilakukan aktivasi kedua kompetensi tersebut.

Melalui model PMQ-BKGW ini menekankan aktivasi kompetensi gramatikal (kosakata dan tata bahasa), kompetensi wacana (kohesi dan koherensi). Dengan begitu, mahasiswa akan mampu membaca dan memahami sebuah teks/nas berbagai tema ke-Islaman. Akhirnya hasil belajar mahasiswa dapat lebih meningkat setelah menerapkan model pembelajaran seperti ini.

Dr. Nurlaila, M.A., M.A. berhasil menjadi doktor ke 359 di PPs UNY dan yang pertama pada prodi IPB, predikat Sangat Memuaskan, dengan raihan IPK 3,83. Sebagai kaporid, Prof. Sugirin, Ph.D. merasa lega karena telah pecah telur pertama, dan berharap segera disusul telur-telur berikutnya, sedangkan Prof. Dr. Pratomo Widodo tidak kalah bahagianya, karena sebagai Promotor telah berhasil membidani lahirnya Doktor pertama yang telah lama ditunggu-tunggu. (Rubiman). .