Modal Sosial Sebagai Basis Pengembangan SMK

Sekolah Kejuruan bertujuan untuk menghasilkan calon tenaga kerja yang siap bekerja sesuai dengan bidangnya. Namun dalam kenyataannya pengangguran di Indonesia justru didominasi oleh lulusan SMK. Kondisi tersebut antara lain karena kompetensi yang dimiliki lulusan SMK belum sesuai dengan standar kompetensi yang ditentukan oleh dunia industri, ungkap Sri Iswanti dalam Ujian terbuka Disertasi yang berjudul Pemanfaatan Modal Sosial di Sekolah Menengah Kejuruan Agribisnis Ternak Unggas (Studi Kasus di SMK Nurul Huda Panumbangan Ciamis).

Sri Iswanti menegaskan bahwa masih banyak SMK yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran praktik yang disebabkan beberapa hal seperti kurangnya kerja sama antara SMK dan dunia industri, adanya kekhawatiran terjadinya kegagalan produksi bila digunakan untuk praktik, keterbatasan biaya praktik dan masalah yang lain. Namun hal ini tidak terjadi di SMK Nurul Huda Panumbangan Ciamis. Lulusan SMK tersebut 77%-95% terserap dalam bidang kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian yang ditempuh.

Dalam penelitian di SMK Nurul Huda Ciamis, Sri Iswanti menemukan bahwa Modal Sosial yang dimanfaatkan oleh sekolah tersebut adalah kepercayaan, nilai dan norma yang meliputi nilai agama, nilai sosial budaya masyarakat, dan nilai-nilai yang terdapat dalam peraturan pemerintah yang berhubungan dengan persekolahana. Pemanfaatan modal sosial untuk pembelajaran teori dilakukan sejak penyusunan kurikulum yang dilakukan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan dunia industri. Penyaluran lulusan dilakukan melalui Bursa Kerja Khusus SMK bekerja sama dengan pihak industri peternakan. Dan dengan memanfaatkan modal sosial dapat meningkatkan kualitas lulusan karena SMK Nurul Huda mendapat kepercayaan dari masyarakat, menerapkan nilai dan norma yang disepakati bersama, dan proses pembelajaran praktik dilakukan secara menyeluruh di industri peternakan yang bekerja sama dengan SMK, tutup Sri Iswanti dihadapan para penguji. (ant)

.