MALAM RENUNGAN MENGENANG WAFATNYA GURU BESAR UNY

Lagu-lagu religi yang dibawakan oleh salah satu grup nasyid mengisi waktu menunggu kedatangan para tamu undangan. Selain itu, pemutaran foto-foto Almarhum Prof. Dr. Sukadiyanto dan Almarhum Prof. Dr. Moerdiyanto semasa aktif pada acara kegiatan kampus menghiasi layar sehingga tamu yang memasuki ruangan serasa dibawa kembali pada kenangan-kenangan indah bersama kedua almarhum Guru Besar tersebut. Acara belum dibuka secara resmi pun, beberapa mahasiswa tidak kuat lagi manahan air mata ketika mengingat kebersamaan dengan kedua almarhum. Kegiatan yang digagas oleh para mahasiswa tersebut digelar pada Kamis, 18 Desember 2014 di Aula PPs UNY.

Adi Sumarsono, S.Pd. sebagai ketua panitia kegiatan mengutarakan latar belakang diadakannya acara malam renungan untuk mengenang dan mendoakan almarhum Prof. Dr. Sukadiyanto dan almarhum Prof. Dr. Moerdiyanto. Direktur Pascasarjana UNY, Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M,Ed, berkenan menyampaikan sambutan. Beliau menyebutkan salah satu Hadits Rasulullah SAW bahwa “orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian”. Beliau juga menyampaikan pesan dari Wakil Rektor bahwa kita diminta senantiasa menjaga kesehatan. Meskipun demikian, Prof. Zuhdan juga menambahkan bahwa yang sehat pun tidak menutup kemungkinan akan meninggal terlebih dahulu. Oleh karena itu, kita dihimbau untuk selalu menjalankan amal baik disetiap aktivitas yang kita lakukan.

Pembacaan puisi dari mahasiswa pun turut menyedot perhatian dari para tamu undangan dan mahasiswa yang hadir, lagi-lagi tangis kehilangan terlihat dari beberapa mahasiswa yang hadir. Kemudian, testimoni dari sesepuh PPs UNY yaitu Prof. Djemari Mardapi, Ph.D., yang menceritakan sosok pribadi almarhum Prof. Dr. Sukadiyanto dan almarhum Prof. Dr. Moerdiyanto dan kenangan-kenangan ketika berjuang bersama hingga membuat para mahasiswa menitikkan air mata kembali karena mengingat sosok dosen yang sangat baik dan menginspirasi bagi mereka. Prof. Djemari juga membawa kita larut dalam kenangan kebersamaan beliau dengan almarhum Prof. Dr. Sukadiyanto dan almarhum Prof. Dr. Moerdiyanto pada masa perjuangan mengembangkan UNY dan kegigihan kedua almarhum guru besar UNY tersebut dalam mendedikasikan diri demi perkembangan pendidikan khususnya di UNY. Pada akhir testimoni beliau membacakan puisi yang mengisyaratkan betapa beliau sangat kehilangan sosok sahabat, patner dan saudara seperjuangan dalam dunia pendidikan tersebut. Disamping itu, Prof Djemari juga mengingatkan kita kembali dengan membacakan Q.S Ali Imron ayat 185: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. Kesedihan akan kehilangan kedua sosok inspiratif ini, tidak boleh membuat kita lengah dengan persiapan kematian yang pasti akan kita hadapi kelak. Hari-hari penantian harus diisi dengan amal kebaikan.

Memasuki acara inti yaitu tausiyah oleh H. Usman Hanafi, S.H, pada kesempatan kali ini pertama-tama beliau mengingatkan kita untuk senantiasa menyeimbangkan aktivitas duniawi dengan amal ibadah untuk bekal perjalanan ke akhirat kelak. Kita juga diingatkan untuk tidak memisahkan antara urusan dunia dan akhirat karena apa saja yang kita lakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Amal kebaikan kita dapat rusak oleh penyakit hati. Penyakit hati macam-macam bentuknya, antara lain, takabur yaitu orang yang merendahkan orang lain dan tidak mau menerima kebenaran. Dzalim adalah orang yang merugikan orang lain maupun dirinya sendiri, dan dendam adalah tekad untuk membalas. Dendam dapat berwujud dengki/hasad (ingin orang yang ia benci hilang nikmatnya kemudian beralih ke dirinya atau sama-sama ingin mendapat nikmat yang sama) dan mengGhibah.

Kita senantiasa diminta menjaga amal kebaikan untuk mempersiapkan kematian. Ceramah diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh H. Usman Hanafi, S.H. Para tamu undangan dan mahasiswa terhanyut oleh lantunan doa sehingga tidak sedikit yang menitikkan air mata. Rangkaian acara malam renungan telah dilalui, semoga kebersamaan kita dengan almarhum Prof. Dr. Sukadiyanto dan almarhum Prof. Dr. Moerdiyanto semasa hidup menjadi kenangan terindah dan berbuah hikmah. Aamiin. (Imaningtyas)