Mahasiswa KNB Nikmati Kirab Buto dan Salak Pondoh

“Sekolah Berbasis Budaya dan Wisata” menjadi tagline SMA N 1 Turi yang terletak di kawasan yang kaya dengan hasil salak pondoh. Untuk mewujudkan tagline tersebut, digelarlah suatu kegiatan bertajuk Ontran-ontran Boedaja (Seni Rupa) yang bekerjasama dengan beberapa lembaga budaya yang ada di Yogyakarta. Kegiatan yang digelar pada Sabtu (20/12/2014) di SMA N 1 Turi tersebut, dikemas dalam Sarasehan Budaya yang disampaikan oleh M.N. Wibowo, pemilik Sanggar Jogan Siti, dan Kirab Wayang Buto yang nantinya dilarung di sungai terdekat.

Mahasiswa KNB PPs UNY berkesempatan diundang dan terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Para siswa dan mahasiswa diberi kain jarik untuk bebetan sebagai kostum. Kristya Mintarja, M.Pd., SP. menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini akan terus dilakukan sekolah sebagai bagian dari penanaman nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai spiritual. “Hari ini kami akan melakukan peresmian maskot Salto sekolah ini dan penanaman salak sebagai buah khas kawasan Turi dan penanaman kecik yang bearti kita menanam kebecikan (red-kebaikan). Hal ini sebagai aktualisasi SMA N 1 Turi sebagai sekolah berbasis budaya dan wisata.” lanjutnya.

Konsep kegiatan tersebut memiliki makna filosofis, edukatif, dan ekonomis. Secara filosofis “Buto” adalah karakter keangkaramurkaan dan bersifat jahat yang harus dijauhkan dari manusia dengan simbol pelarungan buto ke sungai agar jiwa-jiwa muda atau para pelajar dapat terhindar dari sifat buto tersebut. Secara edukasi, kegiatan tersebut memberikan praktek langsung kepada siswa untuk menyerap dan menghayati nilai-nilai budaya dengan berinteraksi, mendengarkan, melihat, dan mengamati pagelaran budaya melalui sarasehan budaya dan kirab wayang buto. Dari segi ekonomis dapat mendatangkan masyarakat untuk menyaksikan acara tersebut. Produk-produk hasil karya siswa berupa maskot salto, produk makanan, dan produk olahan salak, dapat ditunjukkan dan diperjualbelikan.

Para siswa dan mahasiswa disuguhi tarian rampak buto yang sangat rancak dibawakan oleh para siswa. Selanjutnya, para pemuka desa setempat pun memberikan sambutan dan dukung bagi program-program yang akan disusun oleh pihak sekolah. Tiba saatnya wayang buto diarak menuju balai kecamatan Turi yang berjarak 1 Km dari sekolah. Para siswa dan mahasiswa KNB pun ikut dalam iring-iringan arakan buto tersebut. Makan Sacko (Mali) menyampaikan kesannya, “Kami mahasiswa dari UNY senang sekali ikut acara ini karena kami bisa bertemu teman dan bisa makan salak, kami ucapkan matur nuwun.”

Mahasiswa KNB lain asal Laos, Mali, Thailand, Burundi, Madagaskar, dan Papua New Guinea juga menyampaikan hal senada. Mereka sangat senang dapat diundang di acara budaya semacam itu. “Saya suka sekali salak, saya sering beli dekat kost. Sekarang saya bisa bawa gratis.” ujar Andreas Noreewec asal Papua New Guinea. Kerjasama antar kedua lembaga akan tetap dilakukan mengingat UNY memiliki mahasiswa asing yang terus bertambah tiap tahunnya dan SMA N Turi 1 yang juga memiliki banyak kegiatan kebudayaan yang menjadi daya tarik tersendiri. (Sinta)