Mahasiswa KNB Goes to SOLO

Pengelola Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (PPs UNY) Sabtu pagi, 24 Januari 2015 melakukan kunjungan ke Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (PPs UNS). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk berbagi informasi terkait pengelolaan Mahasiswa Kemitraan Negera Berkembang (KNB). Rombongan pengelola PPs UNY beserta Mahasiswa KNB yang dipimpin oleh Asisten Direktur I Prof. Pardjono, Ph.D. disambut dengan hangat oleh jajaran Pimpinan PPs UNS yang diwakili oleh Asisten Dierektur II Dr. Bandi, SE., M.Si., Ak.. Dalam sambutannya, Asisten Direktur II PPs UNS menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan dan beberapa pemaparan terkait pengelolaan mahasiswa KNB.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Direktur II PPs UNS menyampaikan cerita unik terkait dengan mahasiswa asing yang tengah menempuh studi, terutama terkait dengan bidang beliau, yaitu keuangan. Acap kali Asisten Direktur II memberikan dana talangan pada mahasiswa KNB untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Yah, semuanya untuk kelancaran studi, tak apa ditalangi, lagian nanti juga dilunasi” papar Beliau. Kunjungan formal tersebut sontak menjadi forum yang sangat informal dan hangat ketika para mahasiswa KNB dari UNY dan UNS saling betukar cerita lucu tentang kehidupannya selama menempuh studi. Dalam kesempatan tersebut juga terlontar cerita jika ada mahasiswa yang baru sehari di Indonesia sudah ingin pulang karena makanan yang sangat berbeda. Namun, dengan berbagai pendekatan yang dilakukan oleh institusi akhirnya membuat para mahasiswa asing dapat survive dan malah krasan dengan suasana di Indonesia.

Tak mau ketinggalan untuk menikmati kekayaan alam dan warisan budaya Indonesia yang terhampar luas di kota Solo, rombongan UNY meneruskan perjalanannya untuk melakukan wisata di Museum Sangiran. Museum Sangiran adalah Museum Purba di Indoneisa yang diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Dalam kesempatan tersebut mahasiswa KNB sangat antuias untuk menyimak penjelasan dari guide tentang perkembangan manusia purba dari fosil-fosil yang ditemukan khususnya di Sangiran. Tak hanya tentang perkembangan manusia purba Teori Darwin, di musuem tersebut juga disajikan beberapa fosil hewan-hewan purba.

Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menikmati warisan indonesia yang mendunia yang telah di akui oleh UNESCO juga. Ya, warisan tersebut adalah batik. Perjalanan wisata tersebut berakhir di Museum batik Danar Hadi. Di museum tersebut dijelaskan tentang pembuatan dari awal sampai dengan menjadi batik. Sayang, karena waktu berkunjung yang sudah terlalu sore sehingga rombongan tidak dapat menyaksikan secara langsung proses pembuatan batik. Namun, hal tersebut bukan penghalang untuk terus antusias di museum baik. Dengan kecakapannya, guide di museum Danar Hadi membuat suasana semakin seru, mulanya dijelaskan tentang perbedaan batik Jogja dan Solo. Setelah itu kegunaan batik dalam acara-acara penting. Suasana seketika “pecah” ketika guide menjelaskan dua jenis kain batik yaitu batik yang bernama Satria Manah dan Semen Rante.

Betapa tidak dua jenis batik tersebut adalah batik yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan dalam acara pertunangan padahal hampir semua mahasiswa KNB masih berstatus “single”. Hahaha.. Para mahasiswa KNB pun tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya pada kekayaan budaya Indonesia khususnya Jawa yang sampai mempunyai adat yang begitu komplit bahkan untuk sekedar berpakaian. Perjalanan di museum batik dilanjutkan pada sebuah ruangan yang sangat luas. Ternyata di ruangan tersebut merupakan display batik dari seluruh nusantara. Dari sinilah rombongan mengetahui bahwa ternyata Indonesia tercinta memiliki kekayaan kebudayaan sangat banyak.

Akhirnya, perjalanan wisata disudahi dan rombongan pulang kembali ke Jogja. Namun sebelum pulang, rombongan mampir di sebuah grosiran batik untuk sekedar membeli buah tangan. Bukan Pasar Klewer yang menjadi tujuan, maklum karena pasar tersebut baru saja mengalami kebakaran.

Yah, begitu mendalam kesan yang diterima oleh mahasiswa asing yang tengah menempuh studi di Indonesia. Begitu banyak kekayaan budaya dan warisan dunia yang ada di negara Indonesia. (Woko)