Islamic Boarding School for Quality Untuk Menuju Pesantren Berkualitas

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua dalam perjalanan kehidupan Indonesia sejak enam abad yang lalu hingga sekarang. Sebagai model pendidikan yang memiliki karakter khusus dalam perspektif wacana pendidikan nasional sekarang ini, sistem pondok pesantren telah mengundang berbagai macam spekulasi tentang asal usulnya.

Di Indonesia telah banyak berkembang berbagai variasi pondok pesantren di antaranya salafi, khalafi/kombinasi, tradisional dan modern. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh dosen Pendidikan Agama Islam, IAIN Surakarta, Khuriyah, S.Ag., M.Pd. di berbagai pesantren di wilayah Jawa Tengah ditemukan berbagai informasi. Temuan tersebut antara lain berkaitan dengan sistem pengelolaan yang berjalan di pesantren.

Terdapat pesantren yang dikelola secara alami tanpa berupaya melakukan pengelolaan secara efektif. Ada pula yang sudah dikelola secara rapi dan sistematis dengan kaidah manajerial yang umum. Selain itu, dalam hal kurikulum juga telah terdapat pesantren yang sudah menata sedemikian rupa sesuai pedoman dari Kementerian Agama. Namun di sisi lain masih ada pesantren dengan kurikulum seadanya dan belum didasarkan kepada kebutuhan yang semakin komplek seiring perkembangan jaman.

Untuk mewujudkan sebuah pondok pesantren yang memiliki pola pengelolaan yang baik perlu diawali dengan evaluasi. Evaluasi ini sangat penting untuk memperoleh suatu kriteria tentang mekanisme pengelolaan pondok pesantren yang terstandar. Untuk itulah, mahasiswa S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Yogyakarta  (UNY) ini menawarkan sebuah model evaluasi  yang bernama Islamic Boarding School for Quality (IBSQ).

Model tersebut mampu memberikan informasi tentang karakteristik model evaluasi pengelolaan pondok pesantren yang baik, efektivitas penggunaan model, dan gambaran pengelolaan di pondok pesantren.

Pada Jumat, 16 Oktober 2015 hasil penelitian ini berhasil dipertahankan dengan argumentasi dan jawaban berbagai pertanyaan dewan penguji disertasi PPs UNY. Dengan bimbingan yang intens yang diberikan promotor Prof. Zamroni, Ph.D. dan Sumarno, Ph.D., penelitian ini menghasilkan lima buku yang berisikan komponen tentang dokumen visi misi, tujuan pesantren, struktur organisasi, kurikulum, pembiayaan, pengelolaan program, dan pengawasan. Komponen yang lain adalah tentang pelaksanaan proses belajar mengajar, kompetensi kyai/pimpinan, kompetensi guru/ustadz,penilaian belajar, dan kompetensi alumni yang dihasilkan.

“Model IBSQ ini bersifat komprehensif, dan dapat dipergunakan bagi pondok salafiah, modern maupun kombinasi. Sudah saatnya pondok pesantren berbenah dan mulai terbuka untuk melakukan evaluasi diri, “harapnya di hadapan dewan penguji yang dipimpin oleh Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed.

“Melalui IBSQ ini setidaknya pengelola pondok dapat mengkaji ulang proses yang selama ini dijalankan, untuk selanjutnya dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas dari kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan, “tutupnya.

Dengan kegigihan dalam mempertahankan hasil penelitian tersebut, ibu dari tiga anak ini akhirnya berhasil menggondol gelar doktor kependidikan bidang PEP dengan predikat Sangat Memuaskan. Dr. Kahuriyah, S.Ag., M.Pd. lahir sebagai doktor ke 290 di PPs UNY.  (Rubiman)