Dr. Theodorus Wiyanto Kembangkan Model Praktik Pengalaman Lapangan

Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Lodge (1974: 23), menyebutkan bahwa, 'life is education, education is life'. Pendidikan formal masih tidak bisa dilepaskan dari sosok pendidik/gurunya. Sedemikian pentingnya peranan guru dalam pendidikan, sehingga masyarakat hanya tahu bahwa 'kegagalan' siswa dalam pendidikan diakibatkan oleh rendahnya kualitas guru.

Salah satu LPTK yang diberi mandat untuk menghasilkan calon guru di SMK dan/atau sederajat adalah Jurusan Teknik Mesin (JTM) UNESA Surabaya. Proses pendidikan calon guru SMK juga sedikit berbeda (khas) dengan pendidikan yang dijalani oleh calon guru selain SMK (SMU). Kekhasan proses tersebut salah satunya adalah dalam hal PPL (Praktik Pengalaman Lapangan).

Dosen Teknik Mesin FT UNESA Surabaya, Drs. Theodorus Wiyanto, M.Pd. tertarik melakukan penelitian secara mendalam proses pendidikan calon guru SMK khususnya dalam PPL. Penelitian berjudul “Pengembangan Model Praktik Pengalaman Lapangan dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Colon Guru SMK Pendidikan Teknik Mesin” ini dilakukan dalam rangka penyelesaian disertasi pendidikan doktoralnya pada prodi  PTK Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Pada hari Senin, 7 Juli 2014, pria kelahiran Bandung ini mempresentasikan hasil penelitiannya dalam Ujian Terbuka dan Promosi Doktor PPs UNY di Aula PPs UNY. Dalam uraiannya, prmovendus menyampaikan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model program pengalaman lapangan bagi calon guru Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Surabaya.

Hasil penelitian berupa model PPL "KPrIP2" yang terdiri dari empat domain. "K" berarti kemitraan antara jurusan TM UNESA dengan dinas pendidikan dalam lingkup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara kontinyu. "Pr" adalah pra-PPL mahasiswa sebelum kegiatan praktik ajar nyata di SMK untuk mendapatkan penetapan guru pamong dan materi  saat PPL II. “T” berarti semua kegiatan PPL mulai simulasi peer-teaching di kelas, peer-teaching di laboratorium, microteaching praktik ajar nyata di SMK dilakukan secara individu dan mandiri.

"P2" bermakna kegiatan PPL harus dibimbing oleh pembimbing yang kompeten/professional, yakni memiliki latar belakang kependidikan, memiliki bidang keilmuan yang sama dengan mahasiswa bimbingan PPL dan bertindak sebagai dosen pembimbing PPL I yang berkelanjutan sebagai dosen pembimbing PPL II. Model PPL "KPrIP2" dikatakan efektif untuk mencapai tujuan PPL yang ditetapkan, namun tidak efisien jika dilihat dari sisi pendanaan penyelenggaraan.

Penelitian yang melibatkan pembimbing  lintas kampus yaitu Prof. Dr. Muchlas Samani (Rektor UNESA) dan Prof. Dr. Sugiyono (FT UNY) ini mampu dipertahankan di hadapan dewan penguji doktor PPs UNY. Setelah menyimak, mendengarkan tanggapan dan jawaban promovendus atas pertanyaan, saran, masukan penguji maka promovendus berhak lulus ujian akhir disertasi. Ketua Tim Penguji, Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed. memberikan gelar doktor kependidikan dalam bidang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan dengan predikat Sangat Memuaskan.

Dr. Theodorus Wiyanto, M.Pd. merupakan doktor ke 230 di PPs UNY dan 62 pada lingkup prodi PTK. Selamat atas capaian gelar doktornya. (Rb)