Dr. Sarjilah Kembangkan Model ELKIN di SMA

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih berorientasi mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Arah pembangunan manusia Indonesia berorientasi pada keseimbangan antara pengembangan pengetahuan, kepribadian dan keterampilan.

Pendidikan yang bermutu di lingkungan pendidikan haruslah merupakan pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis, tetapi juga mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif. Dalam proses pendidikan di sekolah, perlu adanya bantuan kepada siswa-siswa agar dalam mencapai keberhasilan belajar tidak mengalami hambatan. Salah satu bentuk dari membantu orang lain (helping relationship) adalah melalui konseling.

Sarjilah, M.Pd., seorang widyaiswara spesialisasi Bimbingan dan Konseling di LPMP Yogyakarta melakukan sebuah penelitian pengembangan model evaluasi layanan konseling individual yang dapat diterapkan untuk mengevaluasi pelaksanaan konseling individual di SMA.  Penelitian dalam rangka penyelesaian disertasi ini berjudul “Pengembangan Model Evaluasi Layanan Konseling Individual di SMA".

Mahasiswa prodi S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta tersebut mempresentasikan hasil penelitiannya dalam ujian terbuka dan promosi doktor PPs UNY pada Sabtu, 13 Desember 2014.

Penelitian dengan bimbingan dari promotor Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo dan Sumarno, Ph.D. ini merupakan model evaluasi komponen input, proses, output, dan outcome konseling sehingga model ini disebut model ELKIN (Evaluasi Layanan Konseling Individual).

Dalam paparannya, promovendus mengemukakan bahwa ELKIN ini dikembangkan berdasar model evaluasi pelatihan Kirkpatrick dan model evaluasi CIPP dari Daniel Stufflebeam. Selanjutnya dikembangkan melalui enam tahap yaitu penyusunan desain, uji coba terbatas, revisi, uji coba diperluas, revisi, dan produk akhir.

“Draft dan perangkat model ini saya uji cobakan di SMA-SMA Prov. DIY dalam 2 tahap yaitu tahap I dan tahap II. Validitas dan perangkat model ditetapkan melalui  pengembangan indikator, uji keterbacaan, uji validai konten, dan validasi konstruk, “ lanjut promovendus.

“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model ELKIN merupakan model yang dapat diterapkan untuk mengevaluasi layanan konseling individual di SMA. Kuesioner yang dihasilkan meliputi kuesioner siswa dan kuesioner guru yang valid reliabel, “ pungkasnya.

Hasil sidang tim penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. (ketua/penguji), Prof. Dr. Sudji Munadi (sekretaris/penguji), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (penguji), dan Dr. Moh. Farozin (penguji) serta 2 orang promotor memutuskan bahwa promovendus mampu mempertahankan hasil penelitiannya dengan baik. Oleh karena itu, tim penguji memberikan gelar doktor kependidikan dalam bidang PEP dengan predikat Memuaskan.

Dr. Sarjilah, M.Pd. tercatat sebagai doktor ke 260 di PPs UNY dan ke 152 pada prodi PEP. Baik dari ketua penguji maupun promotor sepakat memberikan ucapan selamat atas capaian gelar doktor tersebut. Keduanya juga berpesan bahwa dengan gelar doktor merupakan fase awal untuk berkarya lebih banyak lagi terutama dengan mempromosikan hasil penelitian tersebut kepada stakeholder yang ada. Sehingga diharapkan temuan tersebut mampu memberikan dampak yang baik bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. (Rb)