Dr. Bambang Endroyo Kembangkan Model Pembelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lulusan pendidikan tinggi vokasi dengan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimilikinya akan masuk dalam struktur tenaga kerja sebagai tenaga teknisi ahli. Teknisi ahli (senior technician) adalah tenaga kerja yang berfungsi sebagai penghubung antara tenaga profesional dengan para teknisi dan juru. Posisi teknisi ahli ini sangat strategis sebagai koordinator/supervisor karena di samping dituntut dapat menguasai keterampilan kerja sesuai bidangnya mereka juga dituntut memiliki kemampuan manajerial agar dapat mengelola para tenaga kerja di bawahnya. Demikian paparan Dr. Bambang Endroyo dalam Ujian Terbuka dan Promosi Doktor yang digelar pada Sabtu (18/1/2014) di Aula PPs UNY.

Dalam penelitiannya, dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES) tersebut fokus pada bagaimana mendapatkan model pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja berbasis industri pada pendidikan tinggi vokasi bidang Teknik Sipil. Dengan model tersebut diharapkan pembelajaran menjadi lebih efektif dengan materi yang lebih sesuai dengan dunia usaha/industri. Hal tersebut berangkat dari masih buruknya keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja lapangan khususnya pada sektor konstruksi di Indonesia.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. dan Prof. Dr. Herminarto Sofyan tersebut dilakukan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 pada program D3 Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang (UNNES). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor kunci keselamatan dan kesehatan kerja di bidang Teknik Sipil adalah komitmen dan kebijakan manajemen puncak, perencanaan, penerapan,  kegiatan pendukung, identifikasi sumber bahaya, evaluasi, dan  tinjauan ulang & tindakan perbaikan. Proyek-proyek yang telah menerapkan faktor kunci tersebut di atas mempunyai risiko kecelakaan yang kecil.

Pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja yang saat ini berlangsung di pendidikan tinggi vokasi bidang Teknik Sipil masih konvensional. Model pembelajaran yang diusulkan yaitu model pembelajaran  keselamatan dan kesehatan kerja berbasis industri, yang terdiri atas komponen: materi pembelajaran, alat dan media serta sumber pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Model tersebut terbukti lebih efektif meningkatkan domain kognitif tentang keselamatan dan kesehatan kerja kepada mahasiswa dibanding model pembelajaran yang selama ini digunakan. Selain itu, model yang diusulkan lebih efektif meningkatkan domain afektif tentang keselamatan dan kesehatan kerja kepada mahasiswa dibanding model pembelajaran yang selama ini digunakan, serta lebih efektif meningkatkan domain psikomotor tentang keselamatan dan kesehatan kerja kepada mahasiswa dibanding model pembelajaran yang selama ini digunakan.

Berkat capaiannya tersebut, Dr. Bambang Endroyo berhak menyandang gelar doktor ke-203 di PPs UNY dan doktor ke-57 di Prodi PTK dengan hasil Sangat Memuaskan. (Sinta)