CIPTAKAN MODEL PENILAIAN EMOSI, HERWIN RAIH GELAR DOKTOR

Seorang mahasiswa muda dari Makassar, Sulawesi Selatan, berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude di Program Pascasarjana UNY, dalam tempo enam semester (3 tahun), Herwin (28 tahun) berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya pada Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Untuk menyelesaikan pendidikan S-3-nya, pemuda ini menciptakan sebuah model penilaian emosi peserta didik di sekolah dasar,(20/7).

Menurutnya, salah satu kompetensi yang wajib dikuasai oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik. Di dalamnya guru diberikan salah satu tanggungjawab untuk memahami karakteristik peserta didiknya dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Sementara itu, penilaian perkembangan peserta didik selama ini, khususnya di Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan, hanya terfokus pada aspek prestasi belajar semata.

"Persoalan utama yang dihadapi guru-guru di Kabupaten Soppeng dalam melakukan asesmen emosi peserta didik adalah belum mengetahui instrumen yang dapat dipergunakan untuk melakukannya. Oleh karena itu, kami mencoba membantu memecahkan permasalahan tersebut, kata mahasiswa yang pernah menjadi wisudawan master tercepat UNM ini.

Emosi merupakan perasaan psikologis yang mewarnai afeksi individu (peserta didik) disertai dengan reaksi atau tindakan psikologis. Dalam penelitian ini aspek emosi yang dikembangkan adalah ketakutan, kemarahan, kesedihan, kebosanan, kegembiraan, dan keingintahuan. Kondisi emosional baik yang menyenangkan dan tidak tersebut dapat dinilai dengan menggunakan instrumen dalam model ini. Harapannya guru bisa menerapkan model ini agar dapat memahami karakteristik peserta didik, sebagai dasar untuk merencanakan proses pembelajaran yang sesuai. Selain itu, guru juga dapat memberikan pendekatan dalam interaksi sosial dengan peserta didik di sekolah.

Hasil penelitian yang dilasanakan pada 9 sekolah dasar dan madrasah yang tersebar pada 5 kecamatan di Kabupaten Soppeng ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara umum emosi ketakutan peserta didik cenderung lebih dominan pada kategori rendah. Untuk perasaan marah pada kategori tinggi, kesedihan kategori rendah, kebosanan juga rendah, sedangkan kegembiraan cenderung lebih dominan pada kategori tinggi. Aspek yang terakhir keingintahuan pada kategori tinggi. (Rubiman)

.