BERBAGI DENGAN JEPANG DALAM HAL MANAJEMEN BENCANA

Senin (15/09/2014) bertempat di Aula PPs diselenggarakan kuliah umum dengan dosen tamu Prof. Dr. Stefano Tsukamoto dari Osaka University, Jepang. Kuliah umum bertema Human Centered Disaster Management ini membahas mengenai manajemen penanganan bencana yang dilakukan oleh timnya di beberapa tempat.

Sebagai pendahuluan, Prof. Tsukamoto menyampaikan bahwa ia tertarik untuk bergelut dengan manajemen penanganan bencana tanpa sengaja. Berawal dari keprihatinannya melihat dahsyatnya efek gempa di Kobe Jepang pada tahun 1995, telah 18 tahun ini Prof. Tsukamoto mengadakan program sosial bertajuk disaster humanitarian activities. Kiprah Prof. Tsukamoto di Yogyakarta dimulai sesaat setelah gempa di Bantul tahun 2006 yang lalu, melalui program Habitat for Humanity dalam bentuk bantuan untuk membangun 1000 rumah yang rusak karena gempa. Sejak saat itu, mulai tahun 2008 beliau bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan berbagai program intensif dalam unit kerjasama antara Osaka University dan Universitas Gadjah Mada bernama RESPECT Satellite Office.

Beberapa proyek penelitian yang dilakukan unit ini antara lain adalah hazard mapping yang dilakukan di daerah-daerah rawan bencana di sekitar Yogyakarta, salah satunya di wilayah Karangsemut Imogiri. Hasil proyek ini didistribusikan ke rumah-rumah di daerah rawan bencana disertai dengan program edukasi untuk para penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Harapannya, masing-masing penduduk mengetahui dengan benar langkah-langkah apa saja yang pertama kali harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Selanjutnya Prof. Tsukamoto membagikan pengalamannya bersinggungan dengan manajemen bencana yang beliau lakukan di berbagai belahan dunia. Di Jepang,  berbagai langkah dilakukan oleh pekerja profesional dan mahasiswa yang bahu-membahu membenahi jalan di Jepang yang rusak karena tsunami. Dalam tayangan presentasinya, Prof. Tsukamoto juga menunjukkan bagaimana anak-anak jalanan di Ulanbator, ibukota Mongolia, tinggal di gorong-gorong ketika malam hari di musim dingin. Tempat ini merupakan tempat yang relatif hangat karena merupakan jalur jaringan pemanas untuk kota. Dikisahkan di tempat lainnya, India, bagaimana program kesehatan dilakukan oleh tim dari Jepang dan di Kosovo, di mana tim dari Jepang menginisiasi program revitalisasi fasilitas umum yang rusak karena perang.

Dalam kesempatan ini Prof. Tsukamoto juga memperkenalkan sebuah mobile application bernama CARED yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Osaka University. CARED merupakan sebuah sistem informasi dan prediksi bencana berskala luas berbentuk aplikasi di smartphone. Aplikasi ini memberikan gambaran dinamis situasi pasca bencana yang bekerja mengandalkan informasi yang kredibel dari para volunteer tentang kondisi yang dialami saat terjadi bencana. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan informasi penting berupa panduan menghadapai bencana dan berita terbaru seputar bencana.

Kegiatan kuliah umum ini kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab selama kurang lebih 45 menit. Ternyata para peserta sangat antusias mengikuti kuliah umum ini, dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan para peserta dalam sesi diskusi. Salah satunya adalah pertanyaan dari Floria (S2 PIPS) tentang bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh pemerintah maupun LSM untuk mengatasi trauma dan kecemasan yang dialami oleh korban bencana. Menanggapi hal ini, Prof. Tsukamoto menjelaskan bahwa semua pihak harus memberikan dukungan yang sebaik-baiknya serta membuat berbagai program untuk trauma healing. Kegiatan kuliah umum ini diakhiri dengan pemberian souvenir dari PPs yang diwakili oleh Dr. Siti Irene Astuti (Sekprodi S3 IP) dan foto bersama. (ts)