Belajar Psikologi Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Jepang

PPs UNY menyelenggarakan kuliah umum dengan pembicara seorang Associate Profesor dari Jepang. Yoshio Sugiyama, Ph.D. adalah staf pengajar di Health and Sport Science, Department of Human Sciences, Faculty of Human-Environment Studies, Kyushu University, Jepang.  Acara yang diadakan Selasa (26/05)  di Aula PPs ini dihadiri dosen, dan mahasiswa prodi IK.

Prof. Pardjono, Ph.D, Asisten Direktur I berkesempatan membuka kuliah secara resmi. Dalam sambutannya, beliau berharap pertemuan langka ini bisa diambil manfaat semaksimal mungkin. Mahasiswa bisa belajar tentang tata cara mempublish artikelnya di Jurnal Internasional khususnya bagi mahasiswa doktoral. Selain itu, bisa get knowledge dari best practise yang dilakukan oleh narasumber.

Pada awal paparannya menceritakan bahwa mahasiswa jenjang magister di Jepang berbeda dengan Indonesia. Di sana untuk bisa lulus S2 tidak wajib mempublish artikelnya ke jurnal nasional. Apabila mahasiswa magister berminat untuk mempublish arikel hasil penelitiannya juga boleh, tetapi tidak akan mempengaruhi proses cepatnya ujian. Mahasiswa cukup melakukan perkuliahan, penelitian, lalu menulis laporan tesis, segera ujian lalu bisa lulus dalam kurun waktu 2 tahun. Sedangkan bagi mahasiswa doktor maka sama dengan di Indonesia (wajib publish artikel di Jurnal Internasional). Artikelnya wajib dimuat dalam 2 jurnal internasional. Untuk bisa menyelesaikan pendidikan doktoralnya, mahasiswa harus membaca referensi sejumlah 100 jurnal.

Melalui bantuan translator oleh dosen FIK UNY, Soni Nopembri, M.Pd., lebih lanjut pembicara menyampaikan beberapa abstrak penelitian yang dilakukan mahasiswa di Jepang khususnya untuk bidang psikologi olahraga seperti motivasi, keterampilan sosial, kesehatan mental atlet dan sebagainya.

Pak Soni (panggilan akrab Soni Nopembri, M.Pd.) saat ini berkesempatan studi program Ph.D. di Kyushu University. Bisa kuliah di sini berawal dari kolaborasi penelitiannya dengan Pak Yoshio, meneliti di sekolah yang terkena volcano disaster di kawasan merapi. Dari penelitian tersebut sat ini telah dihasilkan 4 artikel, 3 diantaranya sudah dipublish dalam Jurnal di Kyushu University.

Dalam kesempatan ini Pak Soni menyampaikan tips untuk bisa studi lanjut di luar negeri. Diawali dengan melakukan penelitian lalu ditawarkan ke dosen di PT yang dituju. Apabila disetujui maka kemungkinan bisa menjadi jembatan untuk studi lanjut di sana.

Di akhir acara didapatkan informasi tentang hal yang berkaitan dengan pendidikan di Jepang diantaranya sebuah artikel dipresentasikan dalam seminar sehingga diharapkan bisa mendapatkan masukan yang banyak untuk penyempurnaan penelitian yang dilakukan. Hal itu berbeda apabila hanya mendapatkan masukan terbatas dari pembimbing saja.

Kurikulum di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu terdapat dalam tingkatan dari SD hingga SMA. Hanya saja terdapat hal yang menarik khususnya bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Jenjang SD di Jepang melakukan pelajaran olahraganya tiga kali seminggu dalam waktu 45-50 menit. Sebenarnya sama dengan di Indonesia yaitu dalam waktu 150 menit, tetapi di sini dilakukan 1x150 menit. Dari fakta tersebut maka capaian tingkat kebugaran siswa di Jepang dan Indonesia akan berbeda hasilnya.

Pelajaran dari Jepang yang lain diantaranya bahwa ekstrakurikuler di sana dilakukan dengan maksimal. Hal ini dilakukan pada hari Sabtu sehari full untuk ekskul dalam berbagai bidang. (Rubiman)