Belajar Brain Gym bersama Darmawanita UNY

Ruitinitas pekerjaan yang begitu monoton dan berat terkadang membuat diri kita mudah merasakan lelah. Kelelahan ini akan berakibat pada daya konsentrasi kita terhadap pekerjaan yang kita lakukan. Hal ini berkaitan erat dengan otak kita. Otak adalah salah satu organ dalam tubuh kita yang sangat penting, yang memiliki peranan utama untuk mengatur seluruh kegiatan tubuh.

Otak adalah bagian dari tubuh, oleh karena itu kita perlu merawat dan memperlakukannya dengan benar. Dari segi fungsi, otak yang terdiri dari dua belahan kiri dan kanan itu seolah memiliki tiga dimensi yang saling berhubungan. Dengan mengoptimalkan penggunaan seluruh bagian ini, fungsi otak dapat dioptimalkan. Kebugaran otak didapatkan jika aliran darah ke otak lancar, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan senam otak atau brain gym.

Dr. Siti Irene Astuti Dwiningrum selaku pembicara menyatakan bahwa brain gym atau senam otak ini sangat bermanfaat tidak hanya untuk orang dewasa melainkan juga untuk anak-anak. Adapun manfaatnya antara lain dapat meningkatkan kerja menjadi lebih bersemangat dan produktif. Bagi anak-anak, brain gym dapat membantu mengatasi hambatan dalam belajar, meningkatkan aktivitas belajar (kecakapan membaca, menulis, belajar, berpikir dan kesadaran diri), dan dapat mengurangi ketegangan-ketegangan peserta didik dalam proses belajar dengan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan.

Gerakan brain gym yang diperkenalkan mencakup 26 gerakan, tandas Dr. Siti Irene Astuti D. dalam penjelasannya. Gerakan brain gym ini mengacu pada penelitian Dr. Paul Dennison yang telah bekerja selama 20 tahun dalam bidang behavioral optometrists (terapi penglihatan berorientasi pada perilaku dan penglihatan) menandaskan bahwa gerakan silang (cross crawl) merangsang bagian otak yang menerima informasi (receptive) dan juga bagian yang mengungkapkannya (expressive) sehingga proses belajar menjadi lebih terintegrasi.

Gerakan brain gym ini bukanlah gerakan yang rumit seperti senam aerobik yang dapat menghasilkan banyak keringat, melainkan gerakan sederhana yang dapat dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun dengan waktu yang singkat, yaitu kurang dari 5 menit. Seperti di rumah ketika bangun tidur, sambil menonton televisi, maupun ketika duduk di kursi kantor, dan sebagainya. Gerakan-gerakan brain gym melibatkan tiga dimensi otak, yaitu:

1.    Lateralitas

Manfaat gerakan lateralitas adalah menyatukan otak bagian kiri dan kanan sehingga orang dapat lebih bersifat positif, mampu mendengar dengan kedua telinga, melihat dengan kedua mata, menulis dan bergerak secara luwes. Jika bagian ini tidak seimbang, maka orang akan mengalami kesulitan untuk membedakan kiri dan kanan, gerakan kaku, tulisan jelek, sulit membaca dan menulis.

Contoh dari gerakan ini adalah gerakan silang, 8 tidur, coretan ganda, putaran leher, olengan pinggul, pernafasan perut, gajah, gerakan silang berbaring, mengisi energi, membayangkan huruf X, dan lain sebagainya.

2.    Fokus

Gerakan ini terkait pada dimensi muka-belakang dengan melibatkan batang otak yang berhubungan dengan kemapuan konsentrasi, mengerti dan memahami. Gerakan meregangkan otot di tengkuk dan sepanjang kaki dapat membantu melancarkan energi dari bagian belakang otak mengalir ke bagian depan di mana terdapat kemampuan mengungkapkan diri. Jika bagian ini tidak seimbang, maka otot tengkuk dan bahu akan tegang, semangat belajar menjadi berkurang, mudah bingung, sulit memahami dan kurang mampu mengungkapkan diri.
Contoh dari gerakan fokus adalah burung hantu, lambaian tangan, lambaian kaki, pompa beetis, luncuran gravitasi dan pasang kuda-kuda.

3.    Pemusatan

Gerakan pemusatan berkaitan erat dengan dimensi atas-bawah dengan melibatkan otak tengah yang berhubungan dengan kemampuan mengatur dan mengorganisasikan sesuatu. Jika bagian ini tidak seimbang, maka orang akan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, kurang percaya diri, penakut, mengabaikan persaan dan sulit melakukan gerakan melompat.

Contoh gerakan pemusatan adalah minum air, saklar otak, tombol bumi, tombol keseimbangan, tombol angkasa, menguap berenergi dan pasang telinga.

Pada pertemuan ini seluruh ibu-ibu Darmawanita UNY memiliki kesempatan untuk memperagakan gerakan brain gym yang dipandu langsung oleh Dr. Siti Irene Astuti D. Tak elak canda tawa tersungging dari wajah mereka karena gerakan brain gym yang sederhana itu pun tidak semua peserta dapat melakukannya dengan mudah.

Harapan yang ingin disampaikan oleh Dr. Siti Irene Astuti D. adalah dengan brain gym, ibu-ibu Darmawanita UNY dapat memaksimalkan diri dalam peranannya, baik sebagai ibu yang bekerja maupun ibu yang akan mendidik anak-anak di rumah. Tubuh yang fresh, tanpa tekanan dan pikiran yang berat akan menjadikan diri kita lebih mudah dan enjoy dalam melakukan aktifitas apapun. (ADR)