Balanced Scorecard Untuk Peningkatan Kualitas Kinerja SMK

Usia masih muda, baru 28 tahun, tetapi sudah meraih gelar doktor. Adalah Apri Winge Adindo, M.Pd. Mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan (MP) Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tersebut berhasil dinobatkan sebagai doktor kedua pada prodi MP.

Gadis alumni Universitas Haluoleo Kendari ini lulus pendidikan doktoralnya setelah mempertahankan hasil penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Model Balanced Scorecard untuk Pendidikan SMK”.

Dalam sidang promosi doktor pada Rabu, 11 Mei 2016, promovenda mengatakan bahwa penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh rendahnya daya saing bangsa Indonesia di tengah-tengah percaturan global dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu faktor penghambat daya saing yaitu tenaga kerja terdidik yang tidak memadai. Hal itu dikarenakan belum optimalnya kinerja SMK sebagai salah satu satuan pendidikan yang mencetak tenaga kerja.

“Kurang optimalnya kinerja SMK disinyalir karena masih kakunya program pendidikan di SMK dan tidak lentur terhadap perubahan kebutuhan lapangan kerja sehingga produktivitas tenaga kerja lulusan SMK masih rendah, “ungkapnya.

“Selain itu, pihak manajemen SMK masih kurang memiliki cukup pengetahuan dan kemampuan dalam merumuskan perencanaan dan pengendalian yang baik dan feasible bagi lembaganya sesuai dengan potensi SDM dan kekhususan yang dimiliki sekolah. Komunikasi yang buruk antar kepala sekolah dengan seluruh warga sekolah dan stakeholder menjadi penyebab gagalnya eksekusi sebuah strategi yang baik, “tegas Apri Winge.

Dalam promosi tersebut, promovenda menawarkan salah satu alternatif manajemen pendidikan yang dapat diterapkan SMK yaitu Model Balanced Scorecard yang berorientasi pada pengetahuan. Hal ini menjadi sangat penting karena SDM dapat memiliki akses dengan sumber-sumber pengetahuan untuk menghasilkan informasi yang komprehensif. Selain itu, model ini akan membantu pihak manajemen untuk mengenali dan mengukur kinerja utama SMK melalui empat perspektif   yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

“Dengan mengimplementasikan model ini SMK dapat bertanggungjawab mengenai kewenangan penggunaan anggaran dan sumber daya pendidikan yang lebih efektif dan efisien serta menciptakan transparansi dan dan akuntabilitas SMK sesuai kehendak customer dan stakeholders pendidikan untuk mencapai visi melalui misi SMK. Selain itu, SMK mampu memenuhi customer pendidikan melalui value added yang diberikannya, “harapnya.

“Dengan model ini SMK mampu bersaing dengan SMK-SMK lain dengan meningkatkan kualitas mutu input-output pendidikan melalui kecemerlangan proses kerja untuk memenuhi kehendak customer dan stakeholder pendidikan. Selanjutnya dapat membangun SDM yang nantinya akan memperoleh kemudahan dalam melaksanakan tugas kerja untuk meningkatkan kualitas kecemerlangan proses kerja, “tutupnya. (Rubiman).