“Sungai Kehidupan”

PPs UNY Peduli Merapi kembali memberikan program Trauma Healing yang kali ini bertema "Sungai Kehidupan." Kegiatan yang digelar di Hall Rektorat UNY (11/11) tersebut digagas oleh Dr. Suwarjo dan Dr. Siti Irene bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, WSPK Lemlit UNY, dan Posko Bencana Merapi UNY dan diikuti oleh sekitar 20 anak korban Merapi di Pengungsian GOR UNY. Kegiatan tersebut berupaya memfasilitasi individu, pada kasus ini anak-anak, untuk mampu mengekplorasi sumber-sumber resiliensi yang mereka miliki.

Kegiatan yang mencoba mengeksplorasi psikologis anak-anak korban Merapi tersebut merupakan salah satu media anak-anak untuk menuangkan seluruh kenangan mereka dari yang paling membahagiakan sampai yang paling menyedihkan sekalipun. Menurut Dr. Suwarjo, pengalaman menyenangkan dan pengalaman buruk dapat datang dan pergi mengalir dalam kehidupan individu bagaikan aliran "sungai kehidupan". Tidak semua individu mampu mengungkapkan penglaman-pengalaman tersebut secara verbal, padahal kemampuan individu mengeksplorasi penglaman-pengalaman mereka dapat dijadikan sarana individu menguatkan daya lentur psikologisnya (resiliensi). Resiliensi merupakan salah satu aspek penting kepribadian individu yang akan menjadikan individu mampu bertahan hidup dalam suasana adversif, bahkan menjadikan suasana adversif sebagai tantangan dan peluang untuk tumbuh secara optimal.

Dr. Suwarjo menambahkan bahwa, penghayatan individu terhadap kepemilikan sumber-sumber tersebut akan menguatkan resiliensi individu. Pada kegiatan ini, masing-masing peserta diberikan media berupa Koran-koran bekas, majalah, dan atau alat gambar dan pewarna tertentu yang terdapat gambar-gambar yang dapat digunakan untuk menuangkan ide anak-anak tersebut dalam menggambarkan dan mengekspresikan penglaman-pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman buruk yang menyakitkan yang mengalir dalam kehidupan masing-masing. Dengan bantuan fasilitator, para peserta dipandu untuk saling berbagi pengalaman sehingga mereka akan merasa berharga, merasa memiliki kebanggaan, dan merasa optimis mampu mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian mereka akan segera bangkit jika menghadapi  kegagalan, bangkit dari keterpurukan akibat peristiwa-peristiwa yang datang tak terelakan seperti bencana, dll.